Kita tidak bisa hanya jadi penonton dalam revolusi digital ini. Generasi Indonesia harus dilatih jadi pemain utama dalam ekonomi digital global. Di negara-negara maju telah memulai pengajaran coding. Inggris, misalnya, menjadikan coding bagian dari kurikulum nasional sejak tahun 2014. (sumber)
Lalu, siapa yang bisa memulai perubahan ini? Jawabannya, sekolah-sekolah pelopor harus berani mengambil langkah awal, menjadi contoh, dan berbagi praktik baik. Guru-guru yang sudah masuk pelatihan hendaknya harus berbagi pengalaman lewat komunitas belajar, KKG/MGMP, dan platform berbagi pembelajaran.Â
Sekolah sadar bahwa investasi pada coding adalah investasi jangka panjang. Tak bisa dipungkiri, masa depan pekerjaan saai ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan digital. Menurut World Economic Forum, 65% dari anak-anak yang lahir sekarang akan menghadapi tantangan pekerjaan masa depan yang belum ada hari ini. (sumber)
Itu artinya, anak-anak kita harus disiapkan dengan kemampuan yang fleksibel, kreatif, dan berbasis teknologi.
Bersiap Sebelum Masuk Mata Pelajaran
Saat coding masuk menjadi mata pelajaran di SD, jangan hanya melihatnya sebagai mata pelajaran tambahan. Lihatlah ia sebagai pintu ke masa depan. Jika saat ini hanya sebagian kecil sekolah yang mengajarkan coding maka mari kita jadikan ini panggilan agar ke depan semua sekolah bisa.
Coding dan KA adalah dua hal yang akan menjadi "literasi baru" di masa depan. Bersanding dengan literasi baca tulis dan numerasi. Untuk itu, sekolah yang sudah memulai perlu didukung secara maksimal.Â
Pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam mendukung infrastruktur, menyediakan gurunya, dan memfasilitasi komunitas belajar guru coding.
Selain itu, Dinas Pendidikan bisa memetakan kebutuhan guru dan mengatur pelatihan yang lebih terkoordinasi.
LPD (Lembaga Penyelenggara Diklat) dan UPT (Unit Pelaksana Teknis) juga menjadi mitra penting dalam pelaksanaan pelatihan, mulai dari penyediaan modul, fasilitator, hingga sistem LMS.
Jangan lupakan juga peran Kepala Sekolah. Ia adalah pengambil keputusan strategis yang bisa membuka jalan bagi hadirnya pelajaran coding di sekolah. Ketika Kepala Sekolah visioner maka pelatihan guru dan pengadaan alat bisa diusahakan meski dengan dana terbatas.