Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru-Guru Berbagi di Tengah Banjir, Samudera Ketulusan di Bulan Suci

19 Maret 2025   04:43 Diperbarui: 19 Maret 2025   04:43 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak banyak yang tahu tapi mereka ada, itulah aksi guru-guru peduli korban banjir di Pekanbaru. (Foto koleksi AKBAR PITOPANG)

"Terima kasih, Bu. Terima kasih, Pak. Kami benar-benar butuh ini", ujar seorang ibu sambil mendekap anaknya yang masih kecil. Matanya basah, suaranya bergetar.

Perjalanan berlanjut dari satu titik ke titik lain. Di Jalan Teluk Leok, menemukan banyak warga yang kekurangan bahan makanan. Tanpa banyak seremoni, paket bantuan berupa sembako pun langsung disalurkan. 

Seorang warga yang rumahnya ikut terendam banjir, tak kuasa menahan rasa haru sekaligus bahagia saat menerima bantuan. "Saya tidak menyangka masih ada yang peduli dengan aksi seperti ini. Padahal kita tahu, gaji guru juga tidak seberapa. Tapi tetap mau berbagi," katanya.

Tak banyak yang tahu tapi mereka ada, itulah aksi guru-guru peduli korban banjir di Pekanbaru. (Foto koleksi AKBAR PITOPANG)
Tak banyak yang tahu tapi mereka ada, itulah aksi guru-guru peduli korban banjir di Pekanbaru. (Foto koleksi AKBAR PITOPANG)

Menjelang maghrib, tim beristirahat sejenak guna berbuka puasa dengan menu sederhana. Tapi diantara guru-guru ini tetap tak ada keluhan hanya syukur karena masih diberi kesempatan untuk berbagi.

Titik terakhir, Kelurahan Tirta Siak, menjadi penutup aksi hari itu. Meski sudah malam, warga tetap menyambut dengan penuh kehangatan. Ibu-ibu selalu tampak haru, merasa tidak sendiri dalam menghadapi ujian ini.

"Alhamdulillah, amanah dari rekan-rekan guru sudah tersalurkan. Semoga ini bisa sedikit meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak banjir."

Sengaja memilih lokasi yang sulit dijangkau. Mereka yang paling membutuhkan sering kali adalah yang paling jauh dari jangkauan akses menuju uluran bantuan. Begitu melihat senyum mereka, lelah pun langsung terbayar.

Kisah ini bukan sekadar laporan tentang aksi sosial. Insya Allah, ini adalah kisah tentang ketulusan. Tentang bagaimana orang-orang biasa bisa menjadi luar biasa karena hati yang besar. Tentang bagaimana guru-guru ini mengajarkan empati. Bukan dengan teori semata tetapi dengan tindakan nyata.

Mungkin gaji mereka para guru memang tidak seberapa. Tapi keyakinan mereka untuk berbagi lebih berharga dari angka-angka di slip gaji. 

Sekali lagi guru-guru ini mengajarkan kita bahwa berbagi tidak harus menunggu kaya. Peduli tidak harus menunggu berlebih. Ramadan ini menjadi saksi bahwa keberkahan bukan hanya tentang menerima, tetapi juga tentang memberi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun