Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengkaji Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

16 Januari 2025   06:34 Diperbarui: 18 Januari 2025   01:42 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi tantangan saat ini. (KOMPAS/JUMARTO YULIANUS)

Pemerintah perlu merumuskan langkah konkret agar libur Ramadhan benar-benar menjadi waktu yang bermakna dan bukan sekadar jeda dari rutinitas belajar.

Salah satu gagasan yang bisa diterapkan adalah memberikan target peningkatan spiritualisme siswa selama Ramadhan. Dengan dorongan untuk lebih aktif beribadah, membaca Al-Qur'an, atau membantu orang tua di rumah.

Siswa dapat diarahkan untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum pembentukan karakter. Dalam hal ini, libur sebulan penuh mungkin tidak menjadi masalah jika siswa didukung dengan program-program pembinaan jarak jauh yang berorientasi pada nilai-nilai agama dan moral.

Akan tetapi, jika tujuan utamanya tetap memastikan siswa menguasai materi pelajaran maka libur panjang ini bisa menjadi tantangan besar. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sempat menjadi andalan selama pandemi yang lalu belum sepenuhnya ideal untuk diterapkan kembali. 

Kendala minimnya pendampingan dari orang tua ataupun tingkat konsentrasi siswa yang mudah teralihkan oleh hiburan berupa hp atau konten digital menjadi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. 

Ditambah lagi, wacana kembalinya Ujian Nasional semakin mempertegas pentingnya kesinambungan belajar selama Ramadhan.

Pasca pandemi, kualitas literasi dan numerasi siswa di Indonesia masih menjadi PR besar. Daya serap siswa terhadap materi pelajaran cenderung menurun. Bila kebijakan ini benar-benar diterapkan maka rencana jangka panjang harus segera dirumuskan. 

Tidak hanya mencakup target pembelajaran tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan siswa.

Libur sekolah selama Ramadhan bisa menjadi peluang untuk menata ulang arah pendidikan asalkan dilandasi perencanaan yang matang. 

Dengan sinergi antara pemerintah, sekolah, dan orangtua, maka selayaknya kita bisa menjadikan libur Ramadhan sebagai momentum transformasi pendidikan yang berkelanjutan.

ilustrasi via muhammadiyah.or.id
ilustrasi via muhammadiyah.or.id

Momentum untuk bonding orangtua dengan anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun