Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Refleksi Guru untuk "Bertobat" dan Memanusiakan Manusia dalam Film Budi Pekerti

1 April 2024   15:46 Diperbarui: 1 April 2024   15:50 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Prani (Ine Febriyanti) merupakan seorang guru dalam film Budi Pekerti. (Sumber foto: Rekata Studio)

Hal ini tercermin dalam kisah Bu Prani, seorang guru yang mempraktikkan metode refleksi dengan hukuman "gali kubur" bagi murid yang bertengkar. Namun, ironisnya, metode ini malah menciptakan efek yang tidak diinginkan atau mungkin dianggap "tidak normal".

Bu Prani akhirnya menyadari konsekuensi dari tindakannya ketika Gora, salah satu muridnya, mengungkapkan dampak negatif dari hukuman tersebut. 

Melalui percakapan itu, Bu Prani mulai menerima kekurangannya dan mengakui bahwa metodenya mungkin tidak sepenuhnya tepat. 

Kisah ini menyoroti pentingnya kritik konstruktif dan kemampuan untuk menerima kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Guru yang mampu mengakui kekurangannya dan bersedia untuk belajar dari pengalaman dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi murid-murid mereka. 

Selain itu, kesediaan untuk bertindak dengan integritas, bahkan jika itu berarti menghadapi konsekuensi yang sulit, merupakan tindakan yang mulia dan patut dihargai dalam dunia pendidikan.

Ini menggugah guru untuk lebih kritis terhadap metode pengajaran yang digunakan, serta untuk lebih terbuka terhadap umpan balik dan perubahan yang diperlukan. Hanya dengan sikap guru untuk tidak merasa paling benar, guru dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mempromosikan pertumbuhan dan kesejahteraan bagi semua yang terlibat di dalamnya.


Bu Prani (Ine Febriyanti) dalam film Budi Pekerti. Sumber foto: (Instagram/@filmbudipekerti)
Bu Prani (Ine Febriyanti) dalam film Budi Pekerti. Sumber foto: (Instagram/@filmbudipekerti)

Cermin pengakuan kesalahan seorang guru

Keputusan yang diambil oleh Bu Prani adalah suatu pencerminan yang mendalam bagi kita semua. Ia menghadapi dilema di era klarifikasi ala media sosial, apakah harus membuka diri dan menceritakan semua pengalaman hanya untuk mendapatkan kepercayaan publik, padahal mereka cenderung percaya pada narasi yang mereka inginkan semata.

Dalam era disruptif saat ini, tekanan untuk tampil sempurna dan tanpa cela bisa sangat kuat. Namun, kisah Bu Prani mengajarkan kita bahwa integritas dan kejujuran tetaplah penting, meskipun itu berarti menghadapi konsekuensi yang sulit. 

Ia memilih untuk mengungkapkan kekurangannya, bukan untuk mendapatkan simpati atau pujian, tetapi karena ia menyadari bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Tidak semua yang kita alami perlu dibongkar dan diceritakan kepada publik. Namun, ketika kita berada di persimpangan antara mengorbankan kejujuran kita atau mempertahankannya, kita harus memilih yang kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun