Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencintai Indonesia Setengah Hati

6 Juni 2012   05:25 Diperbarui: 23 April 2022   12:08 3562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


“Halo…”

“Namanya siapa?”

“Akbar..”

“Saya Budi..”

“Kamu asalnya dari mana ya?”

“Padang..”

“Padang itu dimana ya?”

“Sumatera..”

“Sumatera apa?”

“Sumatera Barat…”

Helloooo…….. kemana aja coy… lu orang mana sih? Asli Indonesia bukan sih? Gak pernah makan nasi padang ya? Sate padang gak juga? Rendang yang udah jadi masakan terlezat diakui dunia juga gak tau? Masa sih… Hihiihii… :D

Percakapan seperti itu sering saya temui saat berkenalan dengan teman baru. Khususnya teman-teman yang berasal dari jawa.

Ternyata masih banyak orang Indonesia sendiri yang belum terlalu mengenal tentang negaranya. Percakapan singkat tadi itu hanya contoh kecil saja. Itu tentang Padang. Sepertinya semua orang sudah tahu. Kalau pernah makan nasi padang pasti tahu. Dimana-mana ada rumah makan padang. Mungkin  di planet Mars juga ada. Masa gak tau Padang. Pas makan nasi padang hanya mikirin enaknya aja ya? Saking enaknya trus gak bisa mikirin apa-apa? Gitu ya… Hihiihii.. :D

Itu sekelumit tentang Padang. Lalu bagaimana jika ditanya ada mendengar kota atau daerah lain? Pasti banyak yang kebingungan… pasti… insyaallah.. :D

Yang menjadi pertanyaan, kenapa sampai tak kenal? Selama ini ngapain aja? Gak pernah nonton tv? Internet ada… Tanya saja dengan mbah google. Tinggal ketikkan kata kunci apa yang mau dicari. Pasti keluar beribu halaman di internet yang sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan tadi.

Gak susah kan? Trus kendalanya apa?

Kendalanya palingan gak ada niat untuk melakukan hal itu. Ngapain sibuk-sibuk…

Orang Indonesia Harus Tahu tentang Indonesia

Kita sebagai orang Indonesia harus tahu tentang Indonesia. Kalau pun tidak secara detail sekurang-kurangnya secara garis besar juga tak masalah.

Misalkan tentang provinsi di Indonesia beserta ibukotanya. Apa ibu kota Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah?

Ada yang bisa menjawab?

Mungkin bisa tapi jawabannya kurang cocok…

Pontianak jadi ibukota Kaltim, Palangkaraya jadi ibukotanya Kalsel, bisa saja jawabannya seperti itu.. Jelas dong itu salah besar…

Itu provinsi di Kalimantan. Bagaimana tentang provinsi di Sulawesi, Maluku, Sumatera, Nusa Tenggara dan lainnya? Misalkan ibukota Sulawesi Utara, ibukotanya Manado atau Kendari ya?




Itu baru tentang provinsi dan ibukotanya. Lalu bagaimana dengan kebudayaannya? Mungkin secara garis besar kebanyakan dari kita banyak yang belum menguasainya dengan baik. Dan saya termasuk ke dalam hal itu.

Namun sebenarnya itu bukan salah kita juga. Kenapa?

Karena Indonesia terlalu banyak kebudayaan. Dari 33 provinsi yang ada semuanya memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Tentu hal itu akan menyulitkan untuk menguasainya. Kalau ditanya tentang kebudayaan tentang daerahnya sendiri belum tentu bisa menjawabnya dengan baik. Apalagi jika ditanya tentang kebudayaan dari daerah lain.

Pengaruh globalisasi

Tanpa kita sadari ataupun kita sadar bahwa kita saat ini tengah menghadapi gempuran pengaruh dari globalisasi. Perkembangan dunia yang begitu cepat membuat kita mengenal banyak budaya luar. Baik itu budaya yang layak/baik ataupun sebaliknya.

Masyarakat kita cenderung menganggap kalau budaya Indonesia itu kuno. Sangat tradisional. Banyak masyarakat yang malu dengan budayanya sendiri. Mereka malah bangga dengan budaya yang datang dari luar. Masyarakat malah seperti berbondong-bondong mempelajari kebudayaan dari luar. Masyarakat merasa sangat malu jika nanti dikatakan ketinggalan zaman dikarenakan kurang mengetahui budaya luar yang sedang tren. Namun tidak sebaliknya dengan kebudayaannya sendiri.

Kebudayaan kita semakin seperti tak ada tempat di hati masyarakat kita sendiri. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia itu sendiri untuk lebih menghargai budayanya.

Jangan Tunggu Setelah Diakui

Ini kebiasaan masyarakat kita. Sebenarnya masyarakat banyak yang belum menyadari bahwa kebudayaan Indonesia itu sebenarnya sangat special dan sangat menarik di mata orang luar. Itu terbukti dari tingginya antusiasme orang luar untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.

Kita sering menjumpai kan tingginya antusiasme orang luar negeri dengan kebudayaan Indonesia? Jika ada pagelaran seni atau festival kebudayaan pasti orang luar berbondong-bondong untuk menyaksikannya.

Itu mengindikasikan bahwa mereka sangat tertarik dengan budaya kita. Maka jangan pernah lagi menganggap budaya kita itu kampungan, ketinggalan zaman, kuno dan penilaian yang jelek-jelek sebagainya itu.

Dan jangan lupa diri dan terlalu berbangga hati jika banyak orang luar yang mempelajari budaya Indonesia. Itu bisa sewaktu-waktu menjadi bumerang bagi masyarakat Indonesia.

Kemaren saya menyimak artikel yang diposting oleh seorang kompasianer di jepang. Ternyata orang jepang banyak yang pintar menari jawa, bermain gamelan, memainkan wayang dan kebudayaan jawa lainnya. Sungguh luar biasa. Di satu sisi kita bangga bahwa kebudayaan Indonesia begitu dihargai di luar sana. Namun kita juga harus mewaspadai hal itu. Bagaimana jika sewaktu-waktu mereka mengklaim bahwa itu bagian dengan kebudayaan mereka?




Mereka itu pintar sekali. Mereka bisa dengan mudah mengumpulkan informasi mengenai kebudayaan itu. mereka sudah mendapatkan banyak informasi, file dan semua dokumen tentang itu. mereka juga menguasainya dengan baik. Tinggal apalagi?

Dan itu sudah sangat sering terjadi. Kita mengetahui hal itu. ketika Negara lain mulai mengklaim barulah kita teriak-teriak mengakuinya. Baru kita berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan bahwa itu budaya kita. Setelah diakui bahwa itu budaya kita, lalu? Hanya pengakuan yang biasanya kita cari dan kita lebih mementingkan hal itu ketimbang bagaimana untuk melestarikannya.

Mari Mulai Mempelajari

Kita masih diberi banyak waktu. Kesempatan masih terbuka lebar. Mari kita mulai memahami budaya kita sendiri. Apakah mudah untuk bisa menguasai budaya Indonesia yang begitu beragam dan sangat banyak jumlahnya?

Kita mungkin juga menyadari hal itu. Memang tak mudah untuk bisa mengetahui, memahami dan menguasai seluk beluk tentang kebudayaan Indonesia. Saya sangat menyadari hal itu.

Namun kita tidak dituntut untuk bisa menguasai seluruh kebudayaan yang ada. Kita pahami saja dulu kita berasal dari mana. Jika anda orang Minang maka lestarikan budaya Minang, jika anda orang Dayak maka lestarikan budaya Dayak, jika anda orang Papua maka lestarikan budaya Papua, demikian seterusnya.

Kita mulai dengan mempelajari dan melestarikan budaya kita masing-masing. Jika semua masyarakat Indonesia sadar akan budayanya masing-masing pasti budaya akan selalu lestari.

Jika setiap masyarakat benar-benar sadar untuk melestarikan budayanya masing-masing maka seluruh budaya Indonesia akan tetap ada dan lestari. Karena dengan kesadaran tentang budayanya sendiri pasti akan timbul usaha untuk mengembangkan dan mengenalkan budayanya kepada khalayak.

Jadi mulailah dari sekarang untuk memahami budaya kita masing-masing terlebih dahulu. Jangan malu dengan budaya kita sendiri. Karna kalau bukan kita yang melestarikan lalu siapa lagi? Orang luar? Tak masalah… tapi siap-siap untuk teriak-teriak lagi jika nanti diakui mereka. Banggalah dengan budaya kita sendiri…


sumber ilustrasi:

peta Indonesia

provinsi beserta ibukota

menari jawa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun