Mohon tunggu...
Akbar Aridani Setiawan
Akbar Aridani Setiawan Mohon Tunggu... MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA

Jagalah ilmu dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Sistem Bilangan Teknologi Digital: Desimal, Biner, Heksadesimal, dan Oktal

9 September 2025   21:09 Diperbarui: 9 September 2025   21:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Empat sistem bilangan utama desimal, biner, heksadesimal, dan oktal memiliki fungsi masing-masing. Desimal adalah sistem alami yang kita gunakan sehari-hari, biner menjadi bahasa utama komputer, sementara heksadesimal dan oktal dipakai untuk mempermudah representasi bilangan biner. Dengan memahami perbedaan dan hubungan antar sistem bilangan ini, kita bisa lebih mudah belajar tentang dasar-dasar teknologi digital dan pemrograman komputer."

Dalam dunia teknologi digital, sistem bilangan memegang peran yang sangat penting. Semua data yang diproses oleh komputer, smartphone, maupun perangkat elektronik lainnya pada dasarnya hanya berupa angka.

Angka-angka tersebut tidak hanya menggunakan sistem desimal yang biasa kita pakai sehari-hari, tetapi juga sistem bilangan lain seperti biner, oktal, dan heksadesimal. Keempat sistem bilangan ini saling berhubungan dan menjadi dasar bagi perhitungan maupun penyimpanan data dalam perangkat digital. Mau tahu penjelasannya? Yuk simak baik-baik!

1. Sistem Bilangan Desimal

Sistem bilangan desimal adalah sistem yang paling sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini berbasis 10 (base-10) karena memiliki sepuluh simbol angka, yaitu 0 sampai 9. Setiap digit dalam bilangan desimal memiliki nilai posisi yang bergantung pada letaknya. Misalnya, pada angka 453, angka 4 menunjukkan ratusan, angka 5 menunjukkan puluhan, dan angka 3 menunjukkan satuan.

Selain bilangan bulat, sistem desimal juga memiliki titik desimal (decimal point) untuk memisahkan bilangan bulat dan bilangan pecahan. Sebagai contoh, bilangan 27,35 berarti 2 puluhan, ditambah 7 satuan, ditambah 3 persepuluhan, dan ditambah 5 perseratus. Dengan cara ini, sistem desimal mampu merepresentasikan bilangan bulat maupun pecahan dengan mudah.

2. Sistem Bilangan Biner

Sistem bilangan biner adalah bahasa utama bagi komputer. Sistem biner berbasis 2 (base-2), hanya menggunakan dua simbol angka yaitu 0 dan 1. Alasan utama komputer menggunakan biner adalah karena lebih mudah diimplementasikan dalam perangkat elektronik. Setiap angka biner dapat diwakili dengan dua level tegangan, rendah (0) dan tinggi (1).

Dalam sistem biner, setiap digit disebut bit. Digit paling kanan disebut LSB (Least Significant Bit) karena nilainya paling kecil, sedangkan digit paling kiri disebut MSB (Most Significant Bit) karena nilainya paling besar.

Sebagai contoh, bilangan biner 1011,101 dapat dihitung dengan memanfaatkan pangkat dua untuk mengubahnya ke bentuk desimal. Caranya seperti ini

(1 2) + (0 2) + (1 2) + (1 2) untuk bagian bilangan bulat

(1 2) + (0 2) + (1 2) untuk bagian bilangan pecahan

Hasilnya adalah 8 + 0 + 2 + 1 + 0,5 + 0 + 0,125 = 11,625 dalam desimal.

Perhitungan ini menunjukkan bahwa meskipun hanya terdiri dari angka 0 dan 1, sistem biner bisa mewakili semua bilangan desimal. Tidak heran jika seluruh sistem digital modern bergantung pada sistem ini.

3. Sistem Bilangan Heksadesimal

Sistem bilangan heksadesimal menggunakan basis 16 (base-16). Artinya, sistem ini memiliki 16 simbol: angka 0--9 ditambah huruf A, B, C, D, E, dan F. Setiap huruf merepresentasikan nilai desimal tertentu, misalnya A = 10, B = 11, C = 12, D = 13, E = 14, F = 15. 

Heksadesimal sering digunakan dalam pemrograman komputer karena lebih ringkas. Sebagai contoh, bilangan biner yang panjang dapat ditulis lebih singkat dalam heksadesimal. Misalnya, 11111111 biner sama dengan FF dalam heksadesimal. Karena sifatnya yang padat dan efisien, sistem ini sering dipakai untuk menampilkan alamat memori atau kode warna dalam desain digital.

Perlu di perhatikan bahwa heksadesimal bukan sama dengan desimal. Contohnya, AA heksadesimal sama dengan 10101010 biner. 10101010 biner sama dengan 170 dalam desimal.

4. Sistem Bilangan Oktal

Terakhir, ada sistem bilangan oktal yang berbasis 8 (base-8). Sistem ini menggunakan delapan simbol angka, yaitu 0 sampai 7. Sama seperti heksadesimal, sistem oktal juga sering dipakai untuk mempersingkat representasi bilangan biner. Tiga digit biner bisa diubah langsung menjadi satu digit oktal.

Sebagai contoh, biner 101 011 sama dengan 53 dalam oktal. Penggunaan oktal memang tidak sepopuler heksadesimal, tetapi dalam beberapa bidang teknik dan komputer lama, sistem ini masih dipakai.

Kesimpulanya, empat sistem bilangan utama desimal, biner, heksadesimal, dan oktal memiliki fungsi masing-masing. Desimal adalah sistem alami yang kita gunakan sehari-hari, biner menjadi bahasa utama komputer, sementara heksadesimal dan oktal dipakai untuk mempermudah representasi bilangan biner. Dengan memahami perbedaan dan hubungan antar sistem bilangan ini, kita bisa lebih mudah belajar tentang dasar-dasar teknologi digital dan pemrograman komputer. (Akbar)*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun