Mohon tunggu...
Akbar Fahmi
Akbar Fahmi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bercita-cita menulis buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berburu Ta'jil via Facebook

4 Juli 2013   08:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:02 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika saya ditanya, “Apa yang paling bikin kangen dari Ramadhan selama menjadi mahasiswa rantau?” maka dengan tegas saya akan jawab Berburu Ta’jil. Pembagian ta’jil atau kudapan untuk berbuka puasa memang menjadi kegiatan sosial yang banyak dijumpai di masjid-masjid Surabaya. Ta’jil diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang sholat berjamaah maghrib di masjid tersebut. Sebenarnya Panitia Ta’mir masjid yang bersangkutan bertujuan untuk memberikan kesempatan berbuka kepada kaum dhuafa dan fakir miskin yang mungkin tidak punya biaya. Sebagai mahasiswa rantau yang berstatus sebagai “belum berpenghasilan” tentu ta’jil menjadi sebuah berkah yang sangat di nanti setiap sorenya. Selama bulan ramadhan saya bisa menghemat setidaknya 150 ribu dalam sebulan karena berhasil memangkas cost untuk makan malam.

Ta’jil awalnya dinikmati dengan perasaan yang sangat bersyukur di Masjid Kampus setiap sore. Makanan yang cukup bergizi seperti nasi bali telor dan teh manis menjadi menu berbuka sehari-hari. Tapi lama-lama kok bosan ya? Akhirnya muncul inisiatif untuk mencoba mencari variasi menu ta’jil yang lain di masjid rumah sakit. Ternyata menu ta’jil di masjid rumah sakit lebih enak dan lebih variatif. Tak jarang saya mendapat menu ta’jil sambal goreng ati atau daging. Di masjid RS ini pula saya bertemu dan berkenalan dengan sesama mahasiswa rantau dari fakultas lain. Ternyata beberapa kawan ini memiliki kebiasaan untuk pindah-pindah tempat ta’jil alias ta’jil no maden. hehe. Mereka banyak bercerita tentang masjid-masjid yang memberikan menu ta’jil yang istimewa dan sederhana. Mendengar cerita yang sangat seru tersebut jiwa penjelajah saya pun bergejolak. Saya juga penasaran dengan menu ta’jil di masjid-masjid lain, wisata kuliner di bulan ramadhan.

Singkat cerita perkenalan di dunia nyata itu pun ditindaklanjuti dengan pertemanan di dunia maya. Saya add facebook kawan tersebut. Ternyata tidak disangka kawan-kawan baru saya ini sering update status menu ta’jil di masjid-masjid yang dikunjunginya. Berdasar informasi tersebut saya jadi tahu menu ta’jil banyak masjid dan jika saya ada waktu saya sempatkan untuk mengunjungi masjid-masjid yang menyajikan menu yang menarik.

Begitulah kisah mahasiswa rantau memburu ta’jil bersama facebooknya. Semoga dapat menginspirasi mahasiswa rantau yang lain untuk tetap sehat dan semangat supaya bisa jalan-jalan dan makan-makan sepanjang bulan ramadhan, pokoknya Mak Nyosss.. Hehe.

Salam sehat lahir dan batin^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun