Mohon tunggu...
SUARDI
SUARDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Sosial dan Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia adalah makhluk yang bertanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tragedi Dreyfus, Sebuah Peristiwa Lahirnya Istilah Intelektual

19 Maret 2022   14:53 Diperbarui: 19 Maret 2022   15:09 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragedi Dreyfus (sumber foto: kompas.com)

Penulis: Suardi

Tulisan ini adalah refleksi kembali ketika saya masih kuliah dan belajar sejarah intelektual. Pembahasan mengenai intelektual sangat penting untuk diketahui oleh berbagai kalangan terutama para akademisi, aktivis, mahasiswa sejarah atau mahasiswa jurusan lain yang senang mempelajari sejarah. 

Mengapa intelektual harus dilihat dalam perspektif kesejarahan? karena dinamika intelektual bisa diukur oleh ada tidaknya perdebatan kesejarahan. Selain itu perdebatan kesejarahan sebenarnya tidak lain daripada pantulan dari usaha untuk sekali-kali melihat dan memahami diri kembali. Demikian kata Taufik Abdullah. 

Istilah intelektual ternyata masih menjadi pertanyaan. Bahkan seorang novelis ternama Pramoedya Ananta Toer pernah mempertanyakan.

Siapakah yang dimaksud intelektual itu, apakah sarjana termasuk intelektual,? 


"Apa yang dimaksudkan dengan kaum intelektual bagi saya kurang jelas apakah menurut pengertian kamus ataukah menurut pendapat bebas dari setiap orang yang mempunyai kepentingan dengan kata tersebut," kata Pram.

Pram pun mempertanyakan apakah sarjana termasuk intelektual,? Apakah kata intelektual itu satu atribut (sifat) dari sebagain kecil bangsa yang merasa diri berpikir lebih daripada yang lainnya,'? 

Intelektual Durhaka

Antonio Gramsci, salah satu tokoh dunia yang sangat populer dalam berbagai kajian tentang intelektual menjelaskan terkait pertanyaan tersebut. Gramsci mengatakan bahwa setiap orang adalah intelektual, semua orang menggunakan inteleknya dalam tingkatan tertentu, perbedaan pendapat pada drajatnya, bukan jenisnya. 

Menurut Gramsci sebagaimana dikutip Lafran Pane, sangatlah problematik jika harus mengidentifikasi para intelektual sebagai orang-orang yang memiliki kualitas khusus yang bersifat bawaan (innate). Dalam pandangannya seperti dikutip Nursyaid, setiap orang menjalankan beberapa bentuk aktivitas intelektual. Tetapi tidak semua orang dalam masyarakat menjalankan fungsi sebagai intelektual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun