Mohon tunggu...
ALI KAHFILUBIS
ALI KAHFILUBIS Mohon Tunggu... Programmer - Semangat

Saya ali Kahfi Lubis mashsiswa STMIK Nusa Mandiri Jurusan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Prau Dieng, Negeri di Atas Awan

13 Juli 2018   18:31 Diperbarui: 13 Juli 2018   18:35 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dia bilang, "yaudah 230rb gmana mas, mau gak?"

"200rb pa gimana?...soalnya kan ini musim mudik..tapi kan saya gak mudik pa, tapi mau naik gunung", guyon gw.

Karena bis sudah mau jalan dan bangku di dalam juga masih ada yang kosong akhirnya petugas PO.Sinar jaya mengalah.

"Ywdah masuk masuk." Katanya dengan wajah sedikit kecewa.

Hahahaha...Mayan 50ribu..selamat...!

Setibanya di terminal wonosobo kira kira pukul 07:00 WIB, kami langsung bergegas untuk mencari kebutuhan perut sebab sedari malam kami menahan lapar, disana kami juga berbincang-bincang ringan dengan beberapa pendaki, ada yang ingin ke Sindoro, sumbing, dan sikunir. Kemudian kami meneruskan perjalanan menuju basecamp petak banteng.

Petak banteng adalah jalur pendakian gunung Prau yang paling terjal, karena terjal jadi untuk menuju puncak waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Pokonya jalur ini cocok banget buat pendaki pemula untuk merasakan indahnya pemandangan, dengan letih yang lumayan.

Oh iya waktu itu kami menuju basecamp dengan menaiki mini bus jurusan Dieng, dengan harga yang sudah pas, tak bisa di ganggu gugat. Cukup murah lah untuk perjalanan sejauh itu kami dekenakan biaya 20ribu.

Setibanya kami di basecamp kira kira pukul 10:00 WIB, kami langsung istirahat sekalian packing-packing+pembagian beban. Oh iya untuk Sikmasi gunung Prau kita dikenakan biaya hanya 10ribu, plus dikasih plastik sampah 1 pcs, jadi tidak ada alasan untuk tidak membawa sampah.

Sebenarnya yang gw rindukan dari mendaki adalah saat kita tiba di desa sebelum menuju gerbang pendakian, karena banyak warga desa, si mbok si mas , si embah, dan sesiapa saja yang melemparkan senyum ke kami. Disaat itu gw benar-benar merasakan berada di Indonesia, sebab gw masih percaya untuk merawat hidup, kita harus sering-sering melemparkan senyum ke siapa saja, sebab senyum mu kepada saudaramu bernilai pahala dan tradisi seperti itu hanya terdapat di desa-desa.

Waktu menunjukan pukul 11:00 WIB, suhu di kaki gunung Prau terbilang sangat dingin, bahkan jika kita keluar tanpa mengunakan alas kaki kita bisa merasakan Dingin yang menusuk tulang. Warga sekitar diesetiap harinya selalu menggunakan jaket atau pakaian tebal. Dan yang aneh adalah ketika gw masuk minimarket gw sama sekali tidak menemukan AC dan minuman dingin, pintu mini market pun di buka begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun