Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahfud MD-Jokowi, Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019

27 Mei 2013   00:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:59 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari sekian tokoh-tokoh nasional yang dinominasikan menjadi presiden kita tahun depan, Mahfud MD adalah tokoh yang secara personal saya sukai, tokoh yang saya kagumi.

Dalam beberapa hari ini namanya muncul dan mengeluarkan pendapat-pendapat yang adem mengenai isu-isu nasional yang sedang hot.

Pernyataan-pernyataannya terakhir, menambah kesan mendalam, terutama mengenai penghargaan World Statesman Award yang diberikan kepada SBY, saya pikir pernyataannya sangat bijaksana, dan menenangkan.

"Saya melihatnya dari dua posisi, posisi sebagai bangsa dan sebagai rakyat. Sebagai bangsa, kita harus bangga Presiden mendapat penghargaan seperti itu. Artinya, di mata dunia internasional dan di tengah-tengah bangsa lain, kita punya Presiden yang dihargai."
"Sebagai rakyat, kita harus mengkritisi kriteria yang berikan untuk itu. Nampaknya, belum sesuai fakta yang ada di lapangan. Tentang kerukunan, multikulturalisme, tentang tindakan tegas terhadap anarkisme, diskriminatif, ini kan masih banyak terjadi. Nah, sebagai rakyat kita melihat itu."

Mahfud MD, Jakarta, Sabtu (25/5/2013), Kompas.


Dari pernyataannya ini kita bisa mengetahui pola pikirnya yang integral komprehensif . [Pendapat saya mengenai WSA SBY, "SBY Pantas Mendapatkan World Statesmen Award"]

Sedangkan mengenai kasus Luthfi Hasan Ishaaq, beliau menyarankan Partai Keadilan Sejahtera mengakui kesalahan kadernya dalam kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi. PKS diimbau tidak ngotot dan sebaiknya menunggu sidang di pengadilan.

"Kalau ngotot gitu, itu nanti menjadi lebih malu di pengadilan. Seperti kemarin, kan tidak ngaku, lalu disetel (diputar) di pengadilan, lalu ngaku. Bahkan, yang disetel di pengadilan bukan soal impor daging, tapi juga pembicaraan soal wanita, soal dikirim Pustun dan macam-macam gitu, kan."

selanjutnya Mahfud mengatakan,

"Saya katakan tidak usah malu, sekarang ini tidak ada partai baik atau jelek. Semua partai ada baik dan ada jeleknya."

Mahfud MD, Jakarta, Sabtu (25/5/2013), Kompas


Wuihhh... kalau dikumpulin semua gebrakan-gebrakan yang telah dilakukannya, artikel ini bakalan panjang sekali. Saya meringkasnya dengan menyebutkan bahwa beliau adalah negarawan yang bijaksana, tegas, dan realistis, dengan track record yang bersih. Selain itu, saat ini beliau berada dalam posisi yang netral, relatif bisa diterima oleh semua kalangan, baik secara politik maupun secara kemasyarkatan.

Benar-benar pantas untuk memimpin negara kita, hanyasaja beliau memiliki kelemahan dalam hal kepopuleran di masyarakat umum. Beliau lebih dikenal di kalangan atas dan para ahli, yang tersirat dalam buku, "Sahabat Bicara Mahfud MD" (Kompas) dan dari kajian ilmiah yang dilakukan oleh LIPI, yang menempatkannya pada posisi teratas (Kompas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun