Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Money

Langkah-langkah Proses Produksi Jamur Tiram

11 November 2012   11:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:37 6942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Wuihhh... ngganjel ya kalau kadung ngejanjiin, meskipun gak ada yang nagih ^_^

Menyambung artikel sebelumnya:


  1. Jamur Tiram: Karakteristik, Potensi Bisnis dan Proses Produksi
  2. Proses Produksi Jamur Tiram dan Tip “Out of The Book”


Ok deh, straight to the point aja ya...

Proses Produksi (Budidaya) Jamur Tiram


  1. Pengumpulan Bahan-Bahan dan Peralatan. Bahan-bahan: serbuk kayu, dedak padi/bekatul, tepung jagung, dolomit/kapur, gips dan air. Peralatan: plastik baglog, cincin paralon, tali plastik, kapas, plastik penutup baglog, cangkul, sekop, ayakan, plastik terpal, dan sterilizer.
  2. Pengayakan Serbuk Kayu, perlu dialkukan untuk menghomogenkan ukuran serbuk kayu dan untuk menyaring adanya serpihan-serpihan tajam yang dapat merobek plastik pembungkus media.
  3. Pencampuran Bahan-Bahan, pertama-tama bahan-bahan dicampur/diaduk secara merata, setelah itu ditambahkan air bersih, diaduk kembali hingga merata. Jumlah air cukup ditandai dengan cara menggenggam campuran media, tidak terlalu basah (tandanya air merembes), tidak pula kurang (tandanya dapat dilihat bila digenggam kemudian dilepas gumpalan media langsung "pecah")
  4. Pengomposan (1-3 hari), langkah ini perlu dilakukan untuk "melunakkan" media, analoginya seperti mengunyah makanan dengan gigi dan ludah sebelum masuk ke lambung, sehingga bibit jamur lebih mudah "mencerna" media tersebut. Dibiarkan aja sebenarnya bisa (48 jam maks) namun untuk mempercepatnya dapat dilakukan dengan cara menambahkan 0,1% b/v  larutan EM4 murni (tanpa diencerkan) ke dalam air sebelum media diaduk (langkah 3).
  5. Pembuatan Baglog, media dimasukkan ke dalam plastik PP yang agak tebal, dipadatkan dengan botol atau kayu tumpul, diikat erat dengan tali plastik.
  6. Sterilisasi Baglog, dengan cara mengukusnya dalam drum yang dimodifikasi selama 8 jam. Lebih bagus lagi dengan alat sterilizer yang dibuat khusus yang terbuat dari tembok.
  7. Pendinginan Baglog, proses pendiginan agak lama, atau biarkan selama satu malam.
  8. Penanaman (inokulasi) Bibit Jamur, proses ini dilakukan di ruangan yang bersih dan tertutup. Setelah bibit diinokulasi kira-kira satu sendok makan penuh untuk 1,5 kg media, ujung baglog dipasang cincin paralon (pvc) atau dari bambu (diselipkan ke ujung plastik) kemudian disumbat dengan kapas baru, diikat dengan karet gelang.
  9. Inkubasi Baglog, baglog disimpan di ruang inkubasi selama 40 hari, atau setelah media ditutupi miselium jamur secara utuh.
  10. Pembukaan Baglog, ujung baglog dipotong persis di bawah cincin, kemudian baglog tersebut diletakkan dalam rak inkubasi. Proses perawatan dilakukan dengan cara menjaga suhu dan kelembaban ruangan inkubasi. Setiap pagi dan sore sebaiknya disemprotkan air bersih ke dalam ruangan, jangan menyemprot langsung ke media, karena kalau kelebihan air, media bisa busuk.
  11. Pemanenan Jamur, setelah satu minggu (paling lambat dua minggu) media sudah ditumbuhi jamur tiram. Pemanenan kedua (bisa sampai empat kali panen) pada media yang sama biasanya lebih cepat. Indikator media yang bagus menghasilkan jamur sebanyak 30-50% dari berat media awal.
  12. Pengemasan Produk, jamur dibersihkan dari kotoran-kotoran (sisa media) yang melekat, dikemas dalam plastik, udaranya dikeluarkan dan di-seal menggunakan vacuum sealer. Ketahanan jamur segar yang di-vacuum di udara terbuka yang bersih biasanya 3-5 hari, tanpa vacuum 2-3 hari, di lemari pendingin (cooler) 10-15 celcius, yang di-vacuum bisa bertahan hingga tiga minggu. Tanda-tanda jamur yang tidak segar lagi, terlihat layu, berair, warnanya menguning.


Well Dear Readers...

Budi daya jamur tiram ini tidak terlalu sulti atau tidak membutuhkan keahlian khusus, yang paling penting diperhatikan adalah kebersihan rumah produksi, proses sterilisasi, kondisi suhu dan kelembaban.

Semoga bermanfaat bagi yang berminat dan hendak membudidayakan jamur, sekedar menambah wawasan bagi yang tidak berniat membudidayakannya hehehe...

Salam Hangat dan Damai Sahabat  Kompasianers ^_^

[-Rahmad Agus Koto, S.Si-]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun