Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesalahan Fatal Tony Stark, Saintis dan Moral

26 Mei 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebenarnya banyak juga sih yang telah memvisualisasikan ide inti Tony Stark dalam bentuk film. Saya sengaja memilih Avengers: Age of Ultron sebagai contoh “aktual” karena film ini masih relatif baru dan cukup sukses di pasaran.

Di dalam film tersebut Tony Stark, seorang saintis dan tokoh utama menciptakan suatu program komputer yang bisa berpikir sendiri, memutuskan solusi suatu permasalahan dan mengambil tindakannya sendiri tanpa adanya intervensi dari manusia.

Motifnya tuk menciptakan program itu memang sangat baik, untuk melindungi manusia dari serangan-serangan alien yang memiliki kekuatan yang jauh diatas kemampuan manusia. Namun tindakan yang telah diambilnya ternyata fatal, malah menjadi musibah bagi manusia. Program komputer itu menciptakan tubuh robotiknya sendiri serta menduplikasinya, yang kemudian menjadi musuh manusia yang meluluhlantakkan kota dan membunuh puluhan, entah ratusan manusia (tidak ditonjolkan dalam film).

Oke, itu contoh fiktif, berikut ini contoh faktual, meskipun belum ada dilaporkan telah menjadi musibah bagi manusia, yaitu rekayasa genetika pada embrio manusia yang non viabel.

Secara saintifik, apa yang dilakukan oleh sekelompok saintis baru-baru ini dari negeri Tiongkok ini sangat fenomenal, diklaim sebagai yang pertama kalinya genom embrio non viabel manusia bisa diedit, dalam pengertian gen-gen yang merugikan (menyebabkan penyakit) dihapus dari genomnya. Dalam jurnal resminya mereka juga memberikan pernyataan bahwa apa yang mereka lakukan tidak melanggar aturan Deklarasi Helsinki yang mengatur batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penelitian medis.

Namun, tak pelak hasil penelitian itu tetap saja menimbulkan polemik, karena mengedit genom embrio manusia sifatnya sangat sensitif dan berpotensi malah merugikan manusia. Misalnya nanti jika sudah diijinkan melakukan editing genom pada embrio viabel, bagaimana jika terjadi kesalahan-kesalahan teknis, apakah embrio-embrio viabel manusia itu kemudian akan dibuang begitu saja? (masih mending jika embrio embrio itu embrio mencit atau kelinci), bagaimana jika hasil editan itu malah menimbulkan masalah baru seperti terganggunya sistem metabolismenya akibat editan itu? Padahal untuk mengetahuinya embrio editan itu harus sudah jadi manusia utuh dulu...

Saintis dan Moral

Moral, tanpa ini manusia secara logika dapat dipastikan sudah punah sedari dulu. Moral inilah yang menentukan tinggi rendahnya nilai suatu peradaban. Moral adalah parameter kualitas kemanusiaan seseorang.

“Bisa dibuat belum tentu boleh dilakukan”

Seorang saintis wajib memegang teguh filosofi ini dalam bidangnya, jika tidak peradaban teknologi manusia mustahil bisa maju dan berkembang untuk kebaikan manusia.

Ada batasan-batasan yang tidak boleh dilalui oleh seorang saintis meskipun secara teoritis ciptaan yang masih di dunia benaknya bisa dibuat, diciptakan atau direalisasikan. Manajemen resiko yang berlandaskan pada moral yang bersifat universal memainkan peranan penting disini, apa yang bisa dibuat dan apa yang tidak. Memikirkan matang-matang apakah kebaikannya lebih besar daripada mudaratnya.

Salam Hangat Sahabat Kompasianer...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun