Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Mungkin tidak signifikan, namun melalui niat baik, doa dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rambut Merah, Kepang Dua dan Algoritma

12 September 2025   05:41 Diperbarui: 12 September 2025   11:01 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulu adek kepang dua, sekarang merah-merah."

Kalimat itu menggema di dalam batok kepala seperti potongan lagu yang tak mau berhenti. Terdengar sepele, gaya rambut, warna cat, pilihan filter.

Tapi di baliknya ada pergeseran peta batin: siapa panutanku, dari mana aku belajar menjadi "aku", apa yang bikin aku merasa "masuk" atau "asing".

Kita sering menyebutnya "Barat", seolah ada satu paket nilai yang datang seperti kargo, mendarat di timeline, lalu menyapu bersih halaman hidup.

Kenyataannya lebih rumit. Yang datang lebih mirip mesin: platform, kapital, dan bahasa, tiga roda gigi yang berputar tanpa lelah.

"Barat" kebetulan lama jadi operatornya, tapi sekarang giliran siapa saja yang paham cara mainnya. Buktinya K-Culture bisa menaklukkan playlist dan lemari kita. 

Jadi bukan soal asal-usul semata, melainkan teknik distribusi: siapa yang paling piawai membuat keinginan terasa dekat dan dapat dibeli.

Di kampung, ada seorang ibu yang masih menenun, jarinya hafal pola yang tak pernah dicatat. Siang itu ia berhenti sebentar untuk mengecek ponsel suaminya: video singkat soal teknik pewarnaan alami lewat daun yang difermentasi. Dunia lama dan dunia baru bertemu di layar telapak tangan.

Di kota, ada anak gadis SMA yang mengecat rambutnya merah, pirang, bahkan biru atau hijau neon. Bukan pemberontakan besar, hanya ingin terlihat hidup di cermin hari ini.

Dua adegan kecil itu seperti buku tipis tentang zaman ini: akar dan antena, masa lalu dan sinyal, sama-sama minta ruang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun