Gelombang demonstrasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di berbagai daerah di Indonesia adalah bukti nyata bahwa kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara sedang berada di titik kritis. Akar persoalan ini bukan sekadar pada nominal tunjangan DPR atau kebijakan administratif, melainkan akumulasi kekecewaan yang sudah menumpuk selama bertahun-tahun.Â
Rakyat menyaksikan bagaimana anggota DPR hidup dengan fasilitas mewah dan tunjangan besar, sementara mayoritas masyarakat berjuang untuk kebutuhan dasar. Rakyat juga menyaksikan bagaimana aparat kepolisian, yang seharusnya mengayomi, justru bertindak represif hingga memakan korban jiwa.
Peristiwa ini melukai hati rakyat, memperdalam jurang ketidakpercayaan, dan memperbesar gelombang protes.
Dalam situasi ini, langkah paling bijak sekaligus mendesak adalah pengunduran diri Kapolri, sebagai bentuk tanggung jawab moral atas jatuhnya korban dalam penanganan demonstrasi dan pengunduran diri beberapa anggota DPR RI yang menjadi simbol kemarahan publik, akibat tunjangan dan gaya hidup yang jauh dari kondisi rakyat, yang paling menonjol diantaranya adalah Uya Kuya, Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Nafa Urbach, hal ini penting dan sangat mendesak sekali sebagai bentuk nyata kepekaan dan penghormatan terhadap aspirasi masyarakat.
Pengunduran diri ini bukan semata soal jabatan, tetapi juga berfungsi sebagai jangkar penyelamat. Jika langkah ini segera diambil, ia akan meredam amarah rakyat, ia akan meredam badai sebelum menghancurkan kapal besar bernama Indonesia. Ini akan menjadi victory moment bagi rakyat, sebuah bukti bahwa suara mereka masih bisa mengubah arah negara, tanpa harus dibayar lagi dengan darah dan korban jiwa.Â
Semakin lama hal ini ditunda, semakin besar potensi eskalasi yang dapat merugikan kita semua. Jangan sampai jumlah korban nyawa rakyat sipil maupun aparat keamanan jadi bertambah. Sebaliknya, pengunduran diri yang cepat dan tegas akan dikenang sebagai keputusan yang menyelamatkan bangsa dari perpecahan, sekaligus menunjukkan bahwa jabatan bukan segala-galanya di atas nyawa dan kepercayaan rakyat.
Atas dasar itu, kami mohon agar Kapolri dan anggota DPR RI terkait segeralah mengambil sikap. Jangan berlindung di balik menunggu perintah atasan dulu, jangan diskusikan dulu dengan atasan di partai. Lakukanlah atas kesadaran diri sendiri. Langkah ini akan dikenang sebagai simbol keberanian, keberanian untuk mengakui kesalahan, keberanian untuk memilih rakyat di atas kekuasaan.
Hormat kami, Rakyat Indonesia Bersatu...Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI