(Pernyataan: Tulisan ini dibuat dengan pengalaman dan sudut pandang saya sebagai peserta pada acara Rembug Nasional Seniman Muda Anti Golput yg diselenggarakan oleh Aliansi Seniman Yogyakarta, sehingga apabila ada kesalahan dalam pembuatan artikel ini, mohon maaf untuk sebesar-besarnya karena ini berdasarkan pengalaman pribadi)
Sebelum masuk ke inti cerita, izinkan saya selaku penulis untuk menuliskan sedikit info, bahwa ini merupakan pengalaman pertama dalam membuat artikel bukan berbentuk fiksi(alias berbentuk reportase), sehingga harap maklum apabila masih ada kendala dan bentuk tulisan yang belepotan
Ok, skip ke bagian cerita.
Wah, lumayan nih ada acara menarik... Gumamku sambil memacu kendaraan motor menuju Kampoeng Mataraman ketika dapat ajakan dari teman.
Awalnya sempat kuatir karena mungkin bakal sangat-sangat terlambat menuju tujuan, dikarenakan adanya kesibukan yang mengharuskan datang jam 1 kurang.
"Nyampe juga ternyata..." Kata temanku
"Ya, maaf. Namanya juga ada urusan" Kataku.
"Tadi dah sampe sesi pertama loh" Kata temanku sambil mainan hape.
"Loh? Ini berarti..."
"Iya... Ini dah masuk sesi kedua. Daftar dulu sana..." Kata temanku sambil memintaku untuk mengisi daftar kehadiran.
Setelah mengisi daftar tamu, lantas saya langsung menuju tempat duduk yang dimana sudah ada temannya.
Setelah menunggu sesi kedua(yang ternyata memakan waktu cukup lama, karena pada waktu tersebut merupakan waktu dimana peserta bisa juga untuk makan atau menunggu hal-hal lain) lantas acara dimulai.
Bisa dikatakan acara di sesi kedua cukup menarik dan seru dikarenakan semua ikut bernyanyi yang diiringi dengan pertunjukkan pantonim oleh seniman pantonim(saya lupa persisnya dikarenakan keterbatasan kemampuan mengingat penulis) sepanjang acara nyanyi bareng berlangsung.
Acara selanjutnya adalah pernyataan proklamasi Anti Golput yang dimana semua peserta terlibat untuk menyatakan diri bahwasannya acara ini dan kedepan(tanggal 16 Maret, lokasi dan ketepatan waktu pelaksanaan masih ditentukan melalui pesan singkat, kemungkinan di kawasan titik nol kilometer atau di sepanjang kawasan Malioboro) sebagai simbol untuk menyemarakkan acara pesta demokrasi selama 5 tahun penuh damai dan tanpa sikut-sikutan, dibacakan oleh Hambar Riyadi aka Gigon, diikuti oleh semua yang hadir pada acara tersebut.
Acara kemudian ditutup dengan penandatanganan Simbolik "Gitar Anti-Golput" melalui Gitar yang sudah dipersiapkan untuk peserta sebagai tanda keikutsertaan mereka dalam menyambut pesta demokrasi lima tahun secara damai, tidak perduli apapun pilihannya selama pesta lima tahun tersebut berlangsung.Â
Salam demokrasi damai untuk sekarang dan selamanya!!