Mohon tunggu...
Aji Septiaji
Aji Septiaji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Berbagi kebaikan melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gagasan dalam Sebuah Tulisan

10 April 2017   17:47 Diperbarui: 11 April 2017   01:30 2484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang tentu memiliki serangkaian gagasan atau ide yang tersimpan dalam pikiran. Gagasan akan menjadi berarti dan dapat dinikmati oleh orang lain di sekitar kita jika sudah ditransformasikan melalui bentuk karya tulis misalnya buku, makalah, jurnal, prosiding, majalah, atau surat kabar. Penyajian beragam tulisan yang ada tentu menambah ilmu dan pengetahuan kita sebagai makhluk berpikir, berbahasa, dan beradaptasi. Setiap memiliki kompetensi atau keahlian jika mampu memanfaatkan, mengelola, menganalisis, dan mengembangkan informasi yang diperoleh.

Gagasan bisa diperoleh melalui informasi yang dibaca atau pengalaman yang dialami. Semakin banyak gagasan yang diperoleh semakin banyak peluang dalam menciptakan berbagai karya. Tulisan merupakan pengikat gagasan yang tertanam dalam pikiran setiap orang. Pada umumnya gagasan diartikan sebagai pikiran atau ide tentang suatu hal (orang atau peristiwa). Gagasan sama halnya dengan suatu pendapat. Dalam kajian filsafat Yunani maupun filsafat Islam gagasan menyangkut suatu gambaran imajinasi utuh yang melintas cepat. Misalnya, gagasan tentang ‘sendok’, muncul dalam bentuk sendok yang utuh dipikiran. Selama gagasan belum dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka gagasan masih berada di dalam pikiran. Selain itu, gagasan menyebabkan timbulnya konsep yang meupakan dasar bagi segala macam pengetahuan, baik sains, sastra, maupun filsafat.

Seseorang yang bergiat dalam bidang apapun tentu harus memiliki dan menyampaikan gagasan. Dengan demikian pemberian, pengungkapan gagasan bisa menjadi tolok ukur seseorang dalam memahami lebih dalam tentang hal yang akan ataupun telah dilakukannya. Gagasan yang tidak akan pernah habis ialah yang bersumber dari alam imajinasi dan dari perenungan kehidupan. Keduanya semakin nyata jika teraplikasikan melalui sebuah hasil, salah satunya karya tulis. Hal inilah yang dialami oleh para sastrawan.

Mereka menyampaikan gagasan dengan sarat pesan, keindahan, dan kesantunan. Gagasan imajinatif yang ditampilkan sastrawan bukanlah daya imajinasi yang biasa saja melainkan melalui sebuah proses yang dilakukan dengan tindakan nyata. Tindakan nyata dalam hal ini ialah sebuah karya atau sebuah tulisan yang terlahir dari hasil pemikiran secara sistematis. Nadaek (1989, hlm. 10) menyatakan bahwa tulisan yang dimaksud adalah tulisan yang ditulis dengan rancangan, dengan pemikiran, dan dengan aturan yang beraku, tidak sebatas angan saja.

Sementara, Suherli (2014, hlm. 1-2) berpendapat bahwa hasil berpikir yang dituangkan ke dalam tulisan itu dapat berawal dari pengetahuan, pengalaman, atau hasil pengamatan. Penulis yang sudah berpengalaman, biasanya memiliki pengetahuan yang banyak atau menguasai bidang pengetahuan tertentu kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan bersumber di dalam pikiran setiap manusia, gagasan bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang berharga yaitu salah satunya melalui sebuah karya tulis. Keanekaragaman karya tulis memunculkan pula keanekaragaman hasil berpikir. Hasil berpikir tersebut perlu disampaikan dan dituangkan ke dalam tulisan, baik dalam mencermati fenomena alam, sosial, nilai-nilai, hakikat hidup dan lain-lain. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai hasil berpikir dari masyarakat berbudaya merupakan gagasan yang sangat berharga. Gagasan-gagasan tersebut perlu dituangkan ke dalam tulisan agar menjadi rujukan bagi pembacanya. Berikut sebuah ilustrasi tentang sebuah gagasan.

  • Seorang guru mendapatkan pengalaman berharga ketika ia sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan metode yang digunakannya, seharusnya seorang siswa beroleh kemampuan tertentu jika materi disampaikan dengan lima langkah, misalnya. Ternyata, khusus untuk kondisi siswa di daerah tempat guru itu tinggal diperlukan dua tahapan lain yang dapat melengkapi langkah metode yang digunakannya. Pengalaman guru tersebut sangat berharga. Pengalaman itu akan sangat berguna jika disampaikan kembali kepada guru lain. Salah satu cara yang dapat ditempuh guru adalah menuangkan gagasan berharga itu ke dalam tulisan.
  • Ada seorang penyair yang mampu membawa pembacanya merasa sejuk dengan tulisannya. Ia mampu mengolah bahasa yang dapat menyejukkan jiwa pembacanya. Gagasan yang dituangkan ke dalam tulisannya mendorong pembaca untuk berkontemplasi tentang diri, alam, dan pencipta. Seorang penyair, menyadari betul fungsi bahasa bagi pembaca sehingga ia berkreasi dalam bentuk gagasan yang menyejukkan.

Berdasarkan ilustrasi di atas, gagasan menjadi sangat penting ketika diaplikasikan ke dalam bentuk tulisan. Ide atau gagasan yang diberdayakan melalui tulisan merupakan awal terbentuknya generasi literasi. Dengan demikian, akan terbentuk tiga dimensi kecerdasan dari dalam diri manusia yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.


Melalui pengembangan kognitif, kapasitas manusia harus berkembang, melalui pengembangan akfektif, kapasitas manusia harus mulia, dan melalui pengembangan psikomotorik, kecakapan hidup manusia harus tumbuh.

*Aji Septiaji. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun