Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Benarkah Masuk Kabinet Prabowo akan Pegang Kendali Istana?

17 Oktober 2019   19:27 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:32 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengamat politik yang baru saja mendeklarasikan diri sebagai 'oposan' Prabowo, Rocky Gerung, menilai akan ada perubahan besar di Istana. Prabowo Subianto nanti akan memegang kendali dan mengatur ulang semua personil di Istana.

Apa iya seperti itu.? Pernyataan Rocky ini sangat emosional, dan analisanya terkesan dangkal. Dia tidak berpikir tentang kekuatan yang ada disekitar Jokowi. Apa iya Megawati akan membiarkan sepak terjang Prabowo.?

Saya malah berpikir kalau Rocky sebetulnya tidak terlalu mengenal karakter Prabowo. Mendukung Prabowo pun bukan atas dasar dia mengenal kepribadiannya, mudah mendukung, juga gampang menarik dukungan.

Dia cuma berpikir tentang gimana kiprahnya Prabowo nanti, dan dia tidak memperhitungkan posisi Jokowi sama sekali. Padahal kalau dia mau membuka mata, Jokowi adalah rival yang sudah mengalahkan Prabowo secara politik.

Menurut hemat saya, Prabowo bergabung ke pemeritah memang atas kesadaran ingin membantu dan memperbaiki keadaan, dalam bentuk rekonsiliasi politik. Berangkat dari kekecewaannya terhadap kondisi politik akhir-akhir ini.

Kalau paskapemilu 2014, Prabowo sangat kecewa dengan elit politik, pada Pemilu 2019, kecewaannya bukan cuma kepada elit politik, tapi juga pada pendukungnya yang mengambil kesempatan sebagai 'penunggang'.

Kalau Gus Dur pernah bilang, 'orang yang paling tulus itu adalah Prabowo', nah kali ini dia ingin membuktikan kepada masyarakat ucapan Gus Dur tersebut.

Prabowo masuk ke kabinet Jokowi sudah memperhitungkan semua resikonya, termasuk juga resiko ditinggalkan pendukungnya seperti Rocky Gerung. Artinya, Prabowo benar-benar ingin suasana baru, dan tidak ingin lagi mengulangi kesalahannya.

Konsolidasi Prabowo ke Partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, adalah cara dia untuk 'kulo nuwun', sebagai oposisi yang ingin masuk dalam pemerintahan, dan itu konsolidasi politik yang wajar-wajar saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun