Kalau diibaratkan Koalisi Pemerintah sebagai kubangan lumpur Kapitalis-liberal, maka SP sudah memposisikan diri keluar dari kubangan lumpur tersebut, dan dia menganggap pihak yang diserangnya sebagai kelompok yang perilakunya bertentangan dengan Pancasila.
Pernyataan SP tersebut mengundang berbagai tanggapan, dan menganggap SP sedang melawan Jokowi dan Megawati.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan pernyataan ini dapat dibaca sebagai kritik kepada Presiden Joko Widodo.
"Secara tidak langsung Surya Paloh mendeklarasikan kritik kepada Presiden sekaligus memberikan peringatan kalau di masa depan Surya Paloh akan menyerukan kritik lainnya," kata Dedi kepada reporter Tirto, Kamis (15/8/2019).
Ekspresi kekecewaan SP ini jelas buntut dari Pertemuan Jokowi dan Prabowo, juga Pertemuan Megawati dan Prabowo. Ini adalah sinyal kalau SP benar-benar ingin keluar dari kelompok yang dianggapnya sudah terpapar sistem Kapitalis-liberal.
Berbeda dengan Direktur Riset Populi Center Usep S Ahyar mengatakan hal serupa, bahwa pernyataan Surya Paloh adalah "otokritik pada partai dan semuanya."
Satu sisi bisa dikatakan sebagai otokritik, tapi disisi lain SP sudah jelas-jelas memposisikan diri bukanlah bagian dari kelompok yang diserangnya. Namun realitasnya tidak bisa dipungkiri, bahwa SP adalah masih bagian dari Koalisi Pemerintah.
Seharusnya keluar dulu dari kubangan lumpur Kapitalis-liberal, baru melakukan perlawanan. Kalau otokritik itu samahalnya dengan menepuk air didulang, terpercik muka sendiri.