Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Ciri-ciri dan Kecenderungan Pelaku "Playing Victim"

7 Oktober 2018   13:43 Diperbarui: 8 Oktober 2018   20:18 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : isolapos.com

Kecenderungan orang yang melakukan Playing victim adalah menyalahkan orang lain dan memosisikan diri sebagai korban, korban keadaan juga korban yang disebab perilaku orang lain. Hal menonjol lainnya dari seorang yang suka melakukan Playing victim sifat pendendam.

Tipe orang yang sering melakukan Playing victim kurang bertanggung jawab. Pada prinsipnya apa dilakukan untuk mencari perhatian orang lain dan memutar balikkan fakta yang sebenarnya untuk mengalihkan perhatian orang lain hanya demi untuk kepentingannya sendiri.

Bisa dibilang ini sebagai sebuah keahlian negatif dari seseorang yang  biasa disebut dengan playing victim. Keahliannya adalah menghasut dan melakukan pembunuhan karakter atau character assassination dari seseorang yang berdampak pada reputasinya di sekitarnya maupun pada masyarakat luas. Kini, orang-orang seperti itu memanfaatkan media elektronik dan media sosial sebagai sarana untuk melancarkan modusnya. Ada 3 ciri-ciri kecenderungan orang yang suka melakukan Playing victim, yaitu:

Cenderung suka menyebarkan Hoax
Hoax atau berita bohong jelas merupakan sarana utamanya untuk mencari perhatian. Dengan hoax ini pula dia akan melancarkan serangannya untuk membunuh Karakter seseorang. Dia mengemas sebuah hoax menjadi sebuah kebenaran yang patut dipercaya, point-nya tetap untuk menonjolkan dirinya sendiri.

Dengan hoax pula dia ingin menunjukkan kesalahan orang lain, dan ingin mengatakan apa yang dilakukannya adalah sebuah kebenaran. Menyebarkan gosip yang bisa memancing kegaduhan adalah salah satu dari kelebihannya yang lain.

Cenderung Menonjolkan Kelebihan dirinya
Setiap apa yang dilakukan motivasinya adalah untuk memperlihatkan bahwa dirinya hebat, bijaksana dan mudah meminta maaf kalau sudah melakukan sebuah kesalahan. Dia ingin mengatakan bahwa dia berjiwa besar, bukan pengecut. Artinya, berbuat kesalahan itu adalah hal yang manusiawi, yang penting berjiwa besar untuk bisa minta maaf.

Perilaku ini di mata masyarakat tentunya sangatlah bersifat kamuflase, tapi biasanya sangat dimaklumi banyak orang. Karena sipelaku biasanya memang tidak ingin dipersalahkan. Permintaan maaf tersebutpun tujuannya agar penilaian publik teralihkan kepada pihak lain yang tidak pernah minta maaf jika melakukan kesalahan.

Orang yang senang melakukan playing victim bukanlah orang yang bodoh, dia sangat tahu caranya mencuri perhatian Demi untuk menonjolkan dirinya sendiri.

Cenderung dendam dan suka mengeksploitasi kesalahan Orang lain
Sebagai seorang pendendam, dia sangat suka mengeksploitasi kesalahan orang lain. Akan terus menerus merusak nama baik orang lain, meskipun dalam sikapnya terlihat seperti orang normal biasanya, namun tindakan-tindakannya yang sangat berbahaya.

Orang seperti ini sangat tidak ingin dipersalahkan, meskipun orang lain tahu apa yang dilakukannya salah. Hanya saja dia pandai mencari momentum, bahkan momentum yang baguspun bisa dia ciptakan. Kapan saatnya dia harus mengakui kesalahannya, dan kapan pula dia tetap harus tidak mengakui bahwa dia tidak bersalah.

Itulah 3 ciri-ciri dan kecenderungan orang yang suka melakukan Playing victim, berdasarkan pengamatan saya sehari-hari dalam berinteraksi baik secara langsung, maupun via media sosial. Di media sosial sangat gampang kita melihat orang-orang yang sedang melakukan Playing victim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun