Mohon tunggu...
AjiK KojjeK
AjiK KojjeK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.belajarsejenak.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses Ya Proses, Gitu Aja

9 September 2013   08:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:09 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebelum ngomongin proses ada tahap sebelumnya dimana orang hidup pasti punya niat dan tujuan, ada juga cara dan alat/sarana.Jarak antara niat dan tujuan, disanalah terbentang proses yang nantinya apakah seseorang akan sampai pada tujuan atau berhenti ditengah jalan. Niat dan tujuan ini semampu-mampunya dicek dan dikoreksi jangan sampai salah niat juga salah tujuan, kalau tidak mau kecelik dan buang-buang energi.

Di dalam berproses tentu saja ada tahap-tahapan yang harus dijalani bila mengharap sampai di tujuan. Setelah menggagas tujuan yang benar, maka selanjutnya menentukan cara/metode yang dipilih setepat-tepatnya. Semakin tepat cara dan metode yang ditempuh lebih mudah bagi seseorang untuk dapat menikmati proses-proses yang dijalani. Tak sedikit yang bilang bahwa didalam berproses mesti sabar selayaknya ulat yang sedang meng-kepompong. Tak salah bahwa di dalam berproses seringkali menuntut ketelatenan, ketekunan dari awal sampai akhir yang sangat melelahkan. Tapi karena itu bukan lantas menghalangi diri kita untuk bisa menikmati tiap adegan, tiap detik, tiap proses yang sedang dijalani.

Sebagai manusia jaman sekarang sangat mungkin diri kita terlalu manja, untuk makan butuh motivasi, untuk berolahraga butuh motivasi, untuk bekerja butuh motivasi, bahkan mungkin akan tiba masanya buang air kecil saja kita butuh motivasi. Sebagai langkah awal, motivasi itu perlu bahkan baik, yang menjadi masalah adalah ketika itu merebut kemandirian seseorang untuk mampu memotivasi dirinya sendiri. Untuk makan bayi perlu disuapi, diberitahu manfaat dari makan, diiming-imingi agar badan tetap sehat harus makan, disuapi dan diajari. Tapi bukankah itu tak berlangsung lama, ketika dewasa kita tak perlu lagi disuapi, makan sendiri kecuali pada kondisi sakit disiuapi atau sedang beromantis sama pasangan dengan cara dulang-dulangan.

Kembali tentang proses, bahwa ketika sudah jelas cara dan metode yang harus dijalani ya ambil saja, jalani saja, lakoni saja. Dan setelah dijalani terasa agak pahit, agak asin, kadang juga manis, lucu, nggemesin ya nikmatin saja. Ndak pake rumus gimana-gimana, jalani saja sampai selesai.

Prasangka saya yang mudah-mudahan tak benar adalah kita ini apa-apa maunya instan, sim salabim, ujug-ujug, ingin cepat sampai. Okelah saya atau Anda, Panjenengan Semua pasti juga menginginkan tercapainya cita-cita, sampai ke tempat atau kondisi yang dituju, tetapi cara-cara karbitan, percepatan yang "maksa" hanya akan mengurangi kualitas hasil akhir bahkan didalam proses tanpa disadari menciptakan lubang-lubang neraka sendiri yang pada akhirnya, kita gagal menikmati proses dan itu tragedi besar, fatal.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun