Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Risma dan Gajah di Pelupuk Matanya

9 Januari 2021   07:04 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:25 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lama tidak menulis di Kompasiana, ini artikel pertama saya di awal tahun 2021. Termyata Risma menggerakkan tangan saya untuk menulis tentang dirinya. 

Ini hanya sekadar opini saya tentang sepak terjang dan style kerja seorang Risma, saya tidak punya kepentingan untuk membela Risma, tapi dalam pandangan saya, apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang mainstream, tidak biasa, tapi menjadi perhatian khalayak banyak. 

Mudah membuktikan Risma Pencitraan atau tidak

Karakter atau Style Kerja Risma memang sudah dari sononya seperti itu, senang blusukan, tidak suka bekerja hanya dari belakang meja seperti halnya 'pejabat' yang bermental feodalistik.

Apakah Risma Pencitraan? Jawabanya bisa iya bisa tidak, tergantung seperti apa respon dia terhadap nyinyiran para politisi dan kaum frustasi. Kalau Risma konsisten, dan memang sudah tahu bahwa itu adalah tugas dan kewajibannya, maka dia tidak akan mengubah style kerjanya.

Sesorang pelayan rakyat yang memang yakin dengan apa yang dikerjakannya, dia akan selalu konsisten dengan sikapnya, karena dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Ada juga yang tiba-tiba blusukan, padahal itu bukanlah kebiasaannya.

Yang seperti ini biasanya lebih kepada pencitraan, begitu dinyinyirin, dia langsung berhenti blusukan, dan kembali kepada kebiasaannya yang bekerja dari belakang meja. Yang seperti ini bisa dilihat menjelang Pilkada atau Pilpres, tiba-tiba peduli pada rakyat miskin, karena punya kepentingan.

Lucu-lucu komentar yang muncul saat gebrakan pertama Risma sebagai Menteri Sosial, ada yang bilang kerja Mensos itu bukan cuma di Jakarta, tapi ke seluruh Indonesia. Benar sih anggapan itu, tapi Risma rupanya melihat lebih dulu Gajah dipelupuk matanya, bukan semut yang diseberang lautan.

Rupanya yang biasa melihat semut diseberang lautan, terganggu dengan Risma yang melihat Gajah yang ada dipelupuk matanya. Sehingga Risma dianggap mengerjakan sesuatu yang tidak pantas dia kerjakan sebagai seorang Menteri. 

Jelas dia lebih melihat apa yang ada didepan matanya terlebih dahulu, karena untuk setiap daerah sudah ada yang bertanggung jawab, bagian dari perpanjangan tangan Mensos. Ketika ada urgensinya dia harus kedaerah, tentunya itupun akan dilakukannya.

Bisa jadi Risma mengantisipasi pendapat umum tentang kinerjanya, dia kuatir ketika dia mengurusi yang lebih jauh terlebih dahulu, malah dinyinyirin "Gajah dipelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan malah tampak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun