Mohon tunggu...
Ajeng Yukita
Ajeng Yukita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Massa Indonesia Menjadi Perantara atau Penggerak Politik Luar Negeri?

11 Januari 2024   11:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   11:03 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran penting dimainkan oleh media massa dalam menjalankan politik luar negeri indonesia. Media massa dapat bertindak sebagai perantara antara pemerintah Indonesia dengan masyarakat internasional atau bahkan media juga dapat menjadi penggerak politik luar negeri. Sebagai perantara, media massa dapat membantu menyebarkan informasi tentang kebijakan luar negeri Indonesia ke masyarakat internasional. Mereka dapat melaporkan tentang kunjungan kenegaraan, perjanjian internasional dan perkembangan regional suatu kawasan. Media massa juga dapat membantu mendidik masyarakat Indonesia tentang politik luar negeri dan meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia internasional. Sedangkan sebagai penggerak, media massa dapat membantu mempengaruhi opini publik tentang politik luar negeri Indonesia. Media massa dapat menyoroti masalah-masalah yang dianggap penting oleh masyarakat Indonesia dan juga media massa dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil suatu tindakan. Media massa juga dapat membantu mengorganisir kampanye publik untuk mendukung atau menentang kebijakan luar negeri suatu negara. Dalam beberapa tahun terakhir, media massa termasuk media sosial telah semakin berperan dalam politik luar negeri Indonesia. Media sosial memungkinkan masyarakat Indonesia untuk lebih terlibat dalam percakapan tentang politik luar negeri. Media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi dan propaganda yang dimana nantinya akan dapat mempengaruhi opini publik dan kebijakan luar negeri.

Peran media massa dalam politik luar negeri Indonesia itu sendiri saat ini masih berkembang, media massa memiliki potensi untuk menjadi kekuatan positif dalam politik luar negeri, tetapi media massa juga memiliki sebuah potensi yang digunakan untuk tujuan yang merugikan. Dan tentunya, media massa Indonesia itu dapat berperan sebagai perantara informasi atau sebagai penggerak politik luar negeri Indonesia tergantung pada bagaimana suatu media massa itu melaporkan dan menginterpretasikan peristiwa internasional, dengan menyediakan informasi yang akurat dan seimbang, tentunya media massa dapat membantu masyarakat untuk memahami isu-isu global dan memainkan peran positif dalam diplomasi. Akan tetapi, risiko terjadinya politisasi media juga akan menyebabkan media massa itu menjadi sebuah alat penggerak politik yang pastinya akan dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kebijakan luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa media massa digunakan secara bertanggung jawab untuk mempromosikan kepentingan nasional Indonesia. Media massa Indonesia juga memiliki peran penting dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas mengenai peristiwa yang terjadi di dunia internasional. Dengan memberikan sebuah liputan yang akurat, seimbang dan mendalam, media massa tentunya akan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang isu-isu global. Melalui pelaporan yang objektif dan independen, media massa dapat berperan sebagai jembatan antara diplomasi luar negeri dengan masyarakat, kemudian juga akan membantu menyampaikan pesan-pesan kebijakan luar negeri kepada publik dengan cara yang mudah dimengerti. Akan tetapi di sisi lain, media massa juga memiliki suatu potensi untuk menjadi penggerak politik luar negeri. Risiko dari politisasi media tadi akan menyebabkan suatu media massa akan dapat mempengaruhi cara media massa melaporkan dan menginterpretasikan sebuah peristiwa internasional. Jika media massa terlibat dalam suatu politisasi media atau terlibat dalam dan berpihak dalam suatu agenda politik tertentu, makan media massa tersebut akan dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kebijakan luar negeri. Sehingga hal inilah yang akan dapat mengarah pada polarisasi opini dan menghambat upaya diplomasi yang seimbang.

Dalam kesimpulannya, meskipun media massa Indonesia dapat berfungsi sebagai perantara antara pemerintah dan masyarakat, serta mempengaruhi politik luar negeri melalui pemberitaan dan opini publik, peran media massa ini juga harus dievaluasi dengan kritis. Penting bagi kita untuk mempromosikan kebebasan pers, pluralisme dan kemandirian media sebagai prinsip dasar dalam menjalankan fungsi mereka sebagai perantara dan penggerak politik luar negeri. Media massa juga dapat berfungsi sebagai perantara antara pemerintah dengan masyarakat dalam menyampaikan informasi dan membangun persepsi tentang kebijakan luar negeri. Media massa juga dapat berperan sebagai penggerak opini publik dan mempengaruhi agenda politik luar negeri melalui pemberitaan, analisis dan kampanye yang media massa lakukan. Melalui liputan media massa, mereka dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang isu-isu global dan memperluas pemahaman mereka tentang politik luar negeri. Media massa juga dapat terpengaruh oleh kepentingan politik, ekonomi dan ideologi tertentu. Dan terkadang, media massa juga dapat menjadi alat propaganda atau memperkuat narasi yang mendukung kebijakan pemerintah. Hal ini tentu saja dapat membatasi keterbukaan dan pluralisme dalam pemberitaan politik luar negeri. Sebagai penutup, harus kita ingat bahwa media massa itu tidak beroperasi dalam hampa politik dan sosial. Mereka merupakan entitas yang terhubung dengan masyarakat dan kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mengembangkan kritis dan pemahaman yang seimbang terhadap berita yang akan kita terima dari suatu media massa dan memeriksa kembali keberagaman sumber informasi untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.

Daftar Pustaka

Effendy, O. U. (2016). Media, Demokrasi dan Proses Politik di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 20(1), 77-100.

Han, S. (2017). The Role of media in foreign policy decision-making: A theoretical framework and case studies. Asia Europe Journal, 15(2), 171-188.

Mietzner, M. (2017). How media influence transition from authoritarian rule: A comparative analysis of Indonesia and Myanmar. Journal The Pacific Review, 30(2), 207-226.

Silaban, R. (2018). Media dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia: Analisis Framing Terhadap Liputan Media tentang Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap China dan Amerika Serikat. Jurnal Hubungan Internasional, 6(2), 89-106.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun