Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Cara Memilih Capres Dan Cawapres yang Pas Usai Debat Capres-Cawapres Pertama?

23 Januari 2019   09:16 Diperbarui: 23 Januari 2019   09:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pas banget barusan aku selesai nonton full version debat Capres Cawapres yang dilaksanakan baru-baru ini. Durasinya lumayan, dua jam kurang. Secara keseluruhan, aku apresiasi kinerja KPU juga kedua paslon. Mereka hampir selalu mendengarkan satu sama lain, tidak memotong dan terlihat berusaha menjawab berbagai pertanyaan yang digulirkan. Walau ada beberapa kontroversi dikarenakan ada beberapa kejanggalan terkait membaca teks, moderator yang terlalu kaku, usulan sebaiknya penyelenggaraan debat  di lakukan  di kampus, dsb..

Ok, tapi bukan di situ pointku.. aku yakin setiap kita punya pilihan yang beda. Pastinya karena latar belakang, karakter hingga sumber informasi yang kita terima juga beda. So, aku gak mau fokus di sana. Wasting time, wasting love juga. Hehe. Kan sayang, kalo kasih sayang kita ke sesama berkurang cuma gegara beda pilihan politik. Wkwk.

Mungkin ada sebagian rekan-rekan yang masih galau dan bingung, gimana nentuin pilihan atau milihan melihat paslon mana yang pas untuk dipilih. Sebenernya, ada banyak cara ya temen-temen. Misalnya dengan melihat visi dan misi kedua paslon, track record kedua paslon di bidangnya masing-masing  yang mana keempatnya beda bidang, satu pengusaha dan politisi (Pak Jokowi), satu keagamaan (Pak Ma'ruf Amin), satu pengusaha dan cukup baru jadi politisi (Pak Sandiaga S. Uno) dan satu lagi militer (Pak Prabowo). Lihat keberhasilan kebijakan bagi yang sudah menjabat dan lihat gagasannya dari yang belum menjabat. Juga banyak cara-cara lainnya.

Namun, ada satu cara yang menurutku tepat untuk melihat paslon yang pas. Iaitu, dengan mengacu pada butir-butir Pancasila. Masih inget kan? Hehe. Nah, dengan coba bandingkan apakah visi, misi, kinerja, kebijakan, gagasan, preferensi hingga histori kedua paslon itu sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Misal, KeTuhanan Yang Maha Esa. Manakah paslon yang telah atau akan menerapkan keesaan Tuhan, mengedepankan kebebasan ummat beragama dan kebebasan mereka dalam menjalankan agama dan perlindungan di dalamnya. Kebebasan dan keterjaminan umat beragama termasuk para tokoh ulama / petinggi masing-masing agama. Apakah mereka dilindungi dan diayomi  dengan sebagaimana mestinya..? Atau justru sebaliknya? Lihat track record, kebijakan atau gagasannya.

Kemudian, kemanusiaan yang adil dan beradab. Apakah di antara kedua paslon, adakah yang mendekati butir kedua Pancasila ini? Mana yang paling beradab pribadinya, paling adil dalam kebijakan atau gagasannya, paling adil dan beradab pendukung dan orang-orang di sekitarnya. Apakah akses pendidikan moral dan karakter diterapkan secara proporsional..? Mana yang kebijakan atau gagasannya mengedepankan keadilan dan penerapan adab serta moralitas yang luhur..?

Ketiga adalah persatuan Indonesia. Coba cek, dari kedua paslon tersebut manakah yang berpotensi / terbukti mampu menyatukan negeri kita. Berbeda suku dan agama, tetap harmoni dalam kebhinekaan. Tetap mempertahankan dan meningkatkan kapasitas aramada dan infrastruktur ketahanan dan kesatuan kita. Lagi kuulangi, lihat track record, kebijakan atau gagasannya.

Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan peradilan. Nah, ini mungkin banyak yang absurd ya dalam memahaminya.. intinya, sepemahamanku, bagaimana agar pemerintahan ini mampu menyelenggarakan pemerintahan secara bijaksana, berhikmat (memimpin dengan cara mengayomi, tepat guna dan tepat sikap), dan semuanya dihasilkan dari musyawarah (hasil perundingan para ahli di bidangnya) sehingga keadilan kebijakan dan keputusan dapat adil bagi rakyat. Mana di antara paslon yang gemar bermusyawarah, meminta pendapat para ahlinya? Mana yang paling bijaksana dalam kebijakan atau gagasannya? Mana yang mementingkan musyawarah dari ego pribadi?

Kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lihatlah track record paslon yang sudah menjabat satu periode dan bentuk kebijakan dan solusi yang dicanangkan paslon satunya. Mana yang sudah mencakup solusi untuk kemerataan ekonomi, ketersediaan lapangan pekerjaan, akses kesehatan, pembangunan sumber daya manusia, pbamgunan infrastruktur yang proporsional dan merata, pengelolaan sumber daya alam yang terintegrasi dan teroptimalisasi dengan baik, akses ekonomi dan usaha yang mumpuni, birokrasi yang tegas dan lugas, akses jaminan pendidikan yang merata bagi semua kalangan (bukan hanya kalangan elit). Coba bandingkan. Untuk yang sudah menjabat coba lihat kebijakannya, untuk yang belum menjabat lihat gagasannya.

Selain perbandingan para tokoh yang netral, perlu dilakukan pengecekan dan verifikasi jika ada data yang disajikan dari kedua paslon. Check dan re-check data dan informasi yang didapatkan menjadi kunci ketepatan mengambil informasi yang akurat. Jika katanya dari BPS, coba cek langsung di website resmi BPS. Dan seterusnya. Kita juga bisa buat tabel perbandingan, di list, apa saja visi dan misi kedua paslon. Kebijakan atau gagasan kedua paslon. Mana yang mendekati terpenuhinya butir- butir Pancasila?

Terpenting..jangan lupa berdoa meminta petunjuk Tuhan Yang Maha Esa dan pilihan terbaik, serta menanyakan pendapat dari seseorang amanah yang kamu percaya dan dapat dipercaya dan mengerti dunia politik (kalau ada). Apa pendapat mereka soal kedua paslon.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun