Mohon tunggu...
Aisya
Aisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan menonton adalah hobi yang bersimpangan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film Gara-Gara Warisan: Arti Keluarga yang Sebenarnya

4 Februari 2024   13:23 Diperbarui: 10 Februari 2024   17:41 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertikaian dalam keluarga tidak hanya terjadi antara saudara saja, tetapi anak dan orangtua pun kerap kali saling terjadi perbedaan pendapat ataupun beragam masalah lainnya. 

Dalam film ini, pertiakan terjadi antara ayah dan anak, yaitu Pak Dahlan dengan Adam. Pak Dahlan yang selalu memanjakan dan memprioritaskan Dicky dan menomorduakan Adam. Peran Adam sebagai anak pertama memaksanya untuk selalu mengalah kepada adiknya. Sepanjang film, kita dapat merasakan perasaan yang dirasakan Adam. 

Adam yang harus merelakan mimpinya menjadi pemain sepak bola dan pada akhirnya hanya menjadi seorang customer service. Kita tahu perasaan yang dirasakan seseorang ketika harus merelakan mimpinya bahkan saat kesempatan datang di depan mata. Adam merupakan contoh anak pertama yang kuat dan rela mengalah demi adik-adiknya. Adam menahan semua perlakuan tidak adil ayahnya sejak kecil. Adam merupakan sosok kakak pertama yang memikul beban berat demi adik-adiknya.

Selain itu, hubungan Laras dengan ibu tirinya juga termasuk pertikaian antara anak dan orangtua. Laras yang tidak menyukai ibu tirinya karena menganggap ibu tirinya mengincar Gest House milik ayahnya. Dari hubungan mereka kita diajarkan untuk menerima dan mengulurkan tangan. Meskipun orang baru memasuki kehidupan kita, kita harus menerimanya dengan tangan terbuka, tidak selamanya orang baru itu buruk bagi hidup kita.

Film ini juga dilengkapi dengan komedi-komedi menghibur yang mengundang tawa. Komedi-komedi santai ini dibawakan oleh Achi Resti, Dicky Difie, Lolox, dan Ence Bagus. Meskipun antara komedi dan cerita yang ditampilkan tidak seimbang, namun komedi dalam cerita ini mampu mengundang gelak tawa penonton sehingga cerita yang disampaikan tidak terlalu monoton. 

Ditambah lagi hadirnya Hesti Purwadinata menambah keseruan dan kekocakan dalam film ini. Hesti yang berperan sebagai seorang ibu rumah tangga dan istri Adam, sekaligus influencer. Aksi Hesti yang berpura-pura atau berusaha untuk menjadi influencer terkenal sangat menghibur dan seolah-olah menyindir para pengguna sosmed yang terobsesi menjadi influencer ternama.


Meskipun alur film ini terkesan cukup lambat, namun pesan yang disampaikan dalam setiap adegan dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. Meskipun film ini bergenre drama komedi, tetapi pembagian adegan komedi di dalam film terlalu banyak. 

Itulah yang menyebabkan alur film ini menjadi lambat.  Selain itu, adegan yang tidak terlalu penting juga menjadi salah penyebabnya. Tetapi, seperti yang dikatakan sebelumnya, unsur komedi tersebut menjadi salah satu penyegar dalam film sehingga tidak terkesan monoton. Karena terlalu banyak komedi, sehingga konflik terjadi secara mendadak dan tiba-tiba dan terkesan terburu-buru, dan hal itu terjadi di menit-menit terakhir.

Di samping segala kekurangan yang dimiliki dalam film Gara-Gara Warisan ini, film ini menjadi salah satu film yang banyak mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai itu berupa nilai saling membantu, menerima, memaafkan, saling mengasihi. 

Film ini juga mengajarkan untuk berhati-hati dalam setiap tindakan, dan jangan mudah terperdaya dan mempercayai orang lain. Dan yang paling penting, jangan jadikan kesalahan di masa lalu menjadi alasan untuk bersikap tidak adil. Orangtua harus tahu tentang hal ini, jangan pernah memperlakukan anak secara tidak adil, jangan berat sebelah, karena hal itu dapat menyakiti perasaan anak, dan jangan terlalu memanjakan anak, karena perlakuan seperti itu akan membuat anak tumbuh menjadi orang yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun