Mohon tunggu...
Aisyah Wahyu Azani
Aisyah Wahyu Azani Mohon Tunggu... Saya adalah salah satu mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.

Hobi saya adalah mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Migrasi: Konsep, Penyebab, dan Dampaknya dalam Konteks Kependudukan dan Lingkungan Hidup

14 Mei 2024   16:21 Diperbarui: 14 Mei 2024   17:25 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tabloid Mata Hati

Perpindahan penduduk atau yang biasa dikenal dengan migrasi adalah fenomena global yang telah berlangsung sejak awal peradaban manusia. Perserikatan Bangsa-bangsa merumuskan, migrasi penduduk ialah perpindahan tempat tinggal, dari satu unit adminitrasi ke unit administrasi yang lain. Perpindahan individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Konsep migrasi umumnya ada tiga, yaitu ruang (yang berhubungan dengan unit administrasi tertentu), tempat tinggal (yang mencakup perubahan tempat tinggal secara menyeluruh), dan waktu (yang berhubungan dengan waktu yang ditentukan). 

Teori Dorong-Tarik (Push-pull theory) yang dikemukakan oleh Everett S. Lee (1966) mengungkapkan bahwa terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk bermigrasi, yaitu:

1. Faktor yang terdapat di daerah asal

Keputusan bermigrasi tidak seluruhnya bersifat rasional. Banyak faktor yang menjadi penyebab dari daerah asal migran untuk berpindah tempat, karena persepsi seseorang dan kepekaannya terhadap sesuatu keadaan atau lingkungan berbeda-beda.

2. Faktor di daerah tujuan

Adanya pengetahuan tentang keadaan di tempat tujuan, seperti pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja baru, fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai. 

3. Faktor rintangan

Faktor utamanya ialah jarak. Selain itu, transportasi, jalan, kendala lautan luas, cuaca panas, dan lain-lain juga dapat menjadi rintangan selanjutnya.

4. Faktor pribadi

Benar tidaknya seseorang bermigrasi itu berdasarkan pengambilan keputusannya sendiri. Baik dari aspek tempat kerjanya yang menghendaki ia pindah, dari segi perkawinan atau perceraian, dan masih banyak lagi. 

Faktor pendorong migrasi sangat beragam. Salah satu faktor utama adalah ekonomi. Banyak individu dan keluarga yang pindah ke tempat lain untuk mencari kesempatan kerja yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu, faktor politik seperti perang, konflik, dan penganiayaan juga memaksa banyak orang untuk meninggalkan negara asal mereka demi keamanan dan kebebasan. 

Faktor lingkungan juga tidak kalah pentingnya. Perubahan iklim, bencana alam, dan degradasi lingkungan dapat memaksa komunitas untuk berpindah tempat. Sebagai contoh, peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global memaksa penduduk pulau-pulau kecil dan daerah pesisir untuk bermigrasi ke daerah yang lebih aman.

Faktor pendidikan juga termasuk salah satunya. Tingginya tingkat pendidikan mempunyai hubungan positif dengan migrasi karena penduduk yang berpendidikan tinggi cenderung pergi ke daerah lain daripada mereka yang buta huruf. Fasilitas kesehatan dan transportasi juga menjadi faktor pendukung migrasi karena keduanya merupakan indikator kesejahteraan masyarakat. Banyak masyarakat yang pindah ke daerah lain untuk mencari fasilitas kesehatan yang memadai dan mereka berharap akan kelancaran akses transportasi. 

Migrasi memiliki dampak yang signifikan baik bagi daerah asal maupun daerah tujuan. Di daerah asal, migrasi dapat menyebabkan hilangnya sumber daya manusia yang terampil dan berpendidikan. Hal ini dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial di daerah asal. Namun, kiriman uang dari migran kepada keluarga di daerah asal dapat menjadi sumber pendapatan penting yang membantu mengurangi kemiskinan.

Di daerah tujuan, migran sering kali berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian. Mereka mengisi lowongan pekerjaan yang mungkin tidak diminati oleh penduduk setempat, sehingga membantu menjaga stabilitas pasar tenaga kerja. Selain itu, kehadiran migran juga dapat memperkaya budaya lokal melalui keragaman budaya yang mereka bawa.

Namun, migrasi juga dapat menimbulkan tantangan, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Misalnya, adanya tekanan pada layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan di daerah tujuan, serta potensi munculnya ketegangan sosial antara penduduk lokal dan migran.

Kesimpulannya, migrasi adalah fenomena yang kompleks dengan berbagai penyebab dan dampak yang luas. Memahami dan mengelola migrasi dengan bijak adalah kunci untuk memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan dampak negatifnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun