Mohon tunggu...
Aisyah Sherly Asputri
Aisyah Sherly Asputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

"Majulah tanpa menyingkirkan orang lain. Naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penurunan Karakter dan Akdemik Peserta Didik akibat Dampak Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19

1 November 2022   12:37 Diperbarui: 1 November 2022   12:41 2578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

waktu memakai seragam, dan potongan rambut juga hilang.Berkaitan dengan tingkat kejujuran siswa semakin rendah ketika belajar secara online banyak kecurangan-kecurangan akibat ketidakjujuran sikap yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran covid-19. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengawasan yang ketat selama proses pembelajaran, ulangan harian berlangsung.

Pengalaman setelah mengajar di ibukota Jakarta, saya melihat perbedaan perilaku murid murid akibat masa pandemi yang menyebabkan mereka belajar hanya dari rumah. Kedisplinan, kepekaan serta rasa menghormati dan menghargai baik sesama teman maupun pada guru yang sedang mengajar sangat lah kurang. Banyak murid yang berperilaku lebih membangkang dan berkata yang tidak senonoh saat pembelajaran berlangsung di kelas. Mereka berperilaku seperti itu hasil dari dampak yang pembelajaran pandemi. Anak anak tersebut kurang mendapatkan pendidikan karakter dan pendidik moral yang baik selama dirumah hingga kemudian menyebabkan banyak dari mereka yang kurang berperilaku yang baik selama di sekolah. Hal itu terbukti dimana disaat guru sedang memberikan pengajaran di kelas, tidak sedikit murid yang tidak menghargai guru tersebut saat menjelaskan materi di kelas. Selama menjelaskan materi masih banyak murid yang acuh tak acuh, tidak mendengarkan penjelasan dari guru, bersifat tidak sopan terhadap guru dan asik, tidur di kelas dan bermain game online. Penurunan karakter tersebut tentu berpengaruh dalam proses pembelajaran yang berlangsung saat ini. Akibatnya masih banyak murid-murid yang kurang memahami isi pembelajaran karena akibat sikap mereka yang menyepelekan hal itu, masih banyak murid yang kurang terasa kemampuan berfikir nya dan masih banyak yang evaluasi dalam setiap materi yang telah diajarkan oleh guru.

Hal ini tentu nya jika dibandingkan dengan siswa siswi sebelum pandemi sangat berbeda. Banyak guru guru yang mengeluhkan perbedaan perilaku dan kecerdasan saat pembelajaran di kelas. Para guru merasa bahwa kelakuan murid ini dampak dari pandemi covid-19. Banyak murid yang masih kurang terasah kemampuan berfikir nya akibat terlalu lama belajar daring di rumah. Belajar online dirumah ini membuat siswa lebih malas dan kurang sigap dalam melakukan sesuatu yang hingga pada akhirnya saat mulai pembelajaran tatap muka banyak guru yang mengeluhkan siswa-siswi pada saat ini sangat berbeda jauh dalam hal akademik maupun sikap optimis saat pembelajaran di kelas.

Kebijakan sistem zonasi juga berperan dalam penurunan kualitas murid-murid di sekolah terutama dalam masa pandemi covid-19. Kebijakan sistem zonasi ini mengutamakan lokasi tempat tinggal siswa yang lebih dekat dengan sekolah yang kemungkinan akan di terima pada sekolah-sekolah negeri. Kebijakan ini sebenarnya bertujuan untuk meratakan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun dalam kebijakan tersebut masih terdapat berbagai kendala dan juga dampak negatif dalam penerapannya hingga sampai saat ini. Kebijakan sistem zonasi yang diharapkan dapat menjadi pilar pembangunan pendidikan di indonesia namun masih memiliki masalah masalah karena penerapan yang tidak optimal.

Dalam kebijakan sistem zonasi di tengah pandemi covid-19 sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan di indonesia. Siswa-siswi yang memiliki kemampuan kognitif yang cukup rendah namun memiliki umur yang lebih tua dan jarak lokasi rumahyang lebih dekat dengan sekolah akan lebih diprioritaskan untuk lolos dalam penerimaan peserta didi baru dibandingkan dengan siswa yang memiliki umur lebih rendah dan jarak lokasi yang lebih jauh. Akibatnya dalam setiap sekolah lebih banyak siswa-siswi yang memiliki kemampuan kognitif dan karakter yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki nilai akaddemik yang tinggi. Dampaknya sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yaitu masih banyak siswa yang memiliki minat dan motivasi belajar yang rendah dikarenakan kebanyakan siswa yang dterima di sekolah tersebut hanya mengandalkan umur dan jarak yang dekat saja. Ataupun minat belajar yang rendah karena tidak mengingkan bersekolah disana namun harus mengikuti kebijakan sistem zonasi.

Akibatnya saat proses pembelajaran kembali dilakukan secara tatap muka di masa pandemi imbasnya siswa-siswi yang sudah lama dalam belajar online semakin memiliki karakter yang kurang baik dikarenakan pengaruh lingkungan dan teman-teman yang kurang dalam belajar. Siswa-siswa yang malas belajar ini mau tidak mau mempengaruhi temannya yang lain ataupun ikut terpengaruh untuk semakin malas belajar. Dalam kelas pun juga didominasi oleh anak-anak yang tidak memiliki daya saing untuk mendapatkan nilai yang tinggi sehingga tidak adanya persaingan satu sama lain antar siswa dalam mendapatkan nilai yang bagus dan optimis dalam belajar.

Guru-guru yang memberikan pengajaran di sekolah juga mengalami dan merasakan bahwa siswwa-siswi setelah belajar online dirumah yang cukup lama dan dengan adanya kebijakan sistem zonasi ini semakin menurunkan kualitas siswa maupun kualitas sekolah. Biasanya siswa sebelum adanya pandemi covid-19 ini siswa-siswi lebih takut akan nilai mereka yang rendah saat ujian dan memiliki motivasi belajar yang tinggi namun siswa-siswi sekarang banyak yang tidak peduli dalam hal nilai, antusias untuk mendapatkan nilai yang bagus juga rendah dan kurang terasahnya kemampuan mereka saat pembelajaran.

Jika sudah begini memang harus menjadi perhatian khusus untuk semua elemen yang ada pada sekolah tersebut. Guru-guru selain dalam memberikan pengajaran materi juga harus extra dalam memberikan pembinaan karakter dan akidah kepada para murid agar dapat mengembalikan sifat yang terpuji dalam pembelajaran di sekolah. Banyak guru juga yang menilai kurangnya penanaman karakter siswa saat di rumah menjadi faktor kurangnya akhlak meraka dalam beperilaku terhadap guru, teman dan lingkungan di sekolah.

Guru-guru harus memberikan pengajaran yang inovatif, kreatif agar siswa-siswi semakin semangat dalam proses pembelajaran. Jika hanya sekedar memberikan sebatas materi pembelajaran namun tidak menyesuaaikan dengan kondisi siswa di kelas akan sangat tidak efektif dan optimal dalam menciptakan pembelajaran yang berhasil di kelas. Guru pun harus memberikan sistuasi kelas yang kondusif agar semua siswa dan siswi fokus dan konsentrasi dalam menyimak pembelajaran di kelas. Guru juga harus memahami karakter dan kemampuan kecerdasan pada setiap anak di kelas agar setiap anak mendapatkan pembelajaran yang cukup efektif.

Dalam kasus ini saya menggunakan teori perubahan sosial dalam mengkajinya. Dalam teori perubahan sosial ini menekankan bagaimana perubahan sosial terjadi pada saat ini yaitu adanya pandemi covid-19. Pandemi covid-19 ini membawa perubahan sosial yangg berdampak dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Terutama dalam aspek pendidikan yang sangat mengalami dampak dan perubahan setelah adanya pandemi covid-19. Semula pendidikan dilaksanakan secara konvensional atau tatap muka kini harus melakukan pembelajaran jarak jauh di rumah dengan memanfaatkan berbagai platform pembelajaran secara online seperti zoom, google meet, whatsapp groupdan lain-lainnya. Perubahan tersebut membawa dampak perubahan yang begitu besar dalam dunia pendidikan untuk dapat beradaptasi secepat mungkin dan menggunakan kecanggihan teknologi dalam pembelajaran.

Dari perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan juga membawa perubahan besar dalam karakter peserta didik. Dikarenakan pembelajaran hanya dirumah dan mengandalkan penggunaan teknologi smartphone dan laptop tidak menjamin mereka akan belajar secara optimal. Nyatanya pembelajaran di rumah ini lebih banyak membuat anak-anak semakin malas belajar dan hanya mengandalkan jawaban dari internet saja. Saat pembelajaran berlangsung banyak anak yang tidur kembali dan hanya sekedar ikujt bergabung ke dalam zoom atau google meet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun