Mohon tunggu...
aisyah ramadhona
aisyah ramadhona Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hidup ini memang tidak abadi,tetapi dengan menulis namamu akan abadi. Aku menyukai ketenangan bukan berarti berharap kesepian,tidak suka keramaian tetapi suka meramaikan(untuk lingkungan tertentu). Semoga terinspirasi:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wanita Multiperan

12 Desember 2023   13:36 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:20 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kecamatan di Sumatra Barat,tepatnya di cupak tangah. Hiduplah seorang wanita yang bernama Fatmawati dan akrab dipanggil Ipat. Ia adalah anak pertama sekaligus anak perempuan satu-satunya dari lima bersaudara.

Dulu sekitar tahun 1998,ketika baru tamat SMA ia bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Karena keadaan keluarga yang seadanya dan keterbatasan ekonomi akhirnya ia tidak jadi berkuliah. Ibunya hanyalah seorang penjual gorengan dan sarapan pagi. Sedangkan adik-adiknya juga membutuhkan pendidikan. 

"Saya dahulu sering mendapat ranking di sekolah,namun keinginan saya untuk berkuliah terhalang oleh keterbatasan ekonomi .Awalnya saya meminta bantuan paman untuk menguliahkan saya,karena bagaimanapun dia membiayai sepupu saya untuk berkuliah.Namun perkataanya waktu itu seketika merubah sifat saya yang penakut menjadi pemberani.Saya berkata :"paman,bisa tidak bantu biaya kuliah saya?",lalu katanya :"minta sama ayahmu".Saya pun hanya bisa menangis pada malam harinya."

Ucapan yang dilontarkan pamannya,membuat dia tersadar bahwa sanak saudara pun tidak peduli ketika kita sedang dalam keadaan susah.

Ungkapnya,pada tahun 1999 ,bu Ipat yang masih tamatan sekolah itu pergi ke pulau penyengat ,Kepulauan Riau. Di sana ia ,ibunya,bibinya dan adik-adiknya hanya berniat pergi berlibur,lalu mereka menginap di sebuah hotel. Namun takdir berkata lain, dalam dua hari saja ia mendapat info lowongan pekerjaan. Dengan sigapnya ia ikut melamar kerja di sebuah Perusahaan bernama PT. Lipatek,dengan usaha dan doa akhirnya dia diterima bekerja di sana. Sekitar 1500 pelamar,yang diterima hanya 60 orang,salah satunya adalah bu ipat.

Ia bekerja sebagai operator di bidang elektronik. Ia bekerja dengan kesepakatan kontrak awalnya tiga bulan,lalu dilanjutkan enam bulan hingga setahun. 

Dari pagi pukul tujuh pagi ia bekerja hingga petang ia tekuni selama bekerja di sana. Senyum sungringah dan kebahagiaan tiada Tara ia dapatkan ketika menerima upah setelah ia bekerja sebulan lamanya. Tak sedikitpun ia lupa dengan keluarga dan adiknya-adiknya.Bu ipat membagi hasil gajinya ,sebagian untuk hidup sehari-hari dan sebagian dikirimkan ke keluarganya di rumah serta untuk membantu membiayai adik-adiknya sekolah. Perjuangannya dalam bekerja diselingi dengan perannya sebagai tulang punggung keluarga juga sebagai kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya.

Sudah enam bulan lamanya ia bekerja kemudian ia dipertemukan dengan seorang laki-laki yang bekerja sebagai satpam di sana.

Singkat cerita ibu ipat dan pak satpam itu saling jatuh hati ,lalu merekapun menikah dan membangun bahtera rumahtangga. Di sinilah dimulai perannya dari seorang pekerja menjadi seorang istri.

Lalu ungkapnya,pada tahun 2003 lahirlah dua bayi putra kembar yang diberi nama Alfarizi dan Alfarizqi. Sekarang perannya bukan hanya istri ,tetapi juga sosok ibu. Kebahagiaan telah diterima olehnya. Mendapat suami yang perhatian dan anak-anak yang tampan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun