Mohon tunggu...
Aisyah Harahap
Aisyah Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - aisyahharahap

Tetap Semangat 🥰

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Penjualan Pada Usaha Kerajinan Kain Tenun Songket Sergai

6 Desember 2021   13:38 Diperbarui: 6 Desember 2021   13:51 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Aisyah Harahap, 2021

Serdang Bedagai, Kamis, (11/11/2020)
Dalam tugas project mata kuliah saya, Dosen meminta untuk melakukan suatu penelitian yang akan menghasilkan data primer berupa angka yang didapat dari proses wawancara yang dilakukan.

Pada tugas ini saya mengambil judul " Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penjualan Pada Usaha Kerajinan Tenun Songket ". Penelitian ini dilakukan di sentra industri kecil tenun songket Kabupaten Serdang Bedagai dengan melibatkan pemilik dan beberapa karyawan perajin usaha kerajinan tenun songket. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan studi fenomenologi.

Proses pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Lokasi penelitian berlangsung di "UD Tenun Sergai" Dusun VII Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sedang Bedagai, Sumatera Utara. Penelitian dimulai pada 14 Oktober 2021 pukul 13.00 wib  hingga  direncanakan selesai pada tanggal 17 Oktober 2021 Pukul: 10.00 wib.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penjualan produksi kain tenun songket khas serdang bedagai dari awal pandemi sampai dengan sekarang ini,  Kendala apa saja yang dihadapi pengrajin kain tenun songket diserdang bedagai ditengah pandemi Covid-19, solusi untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap produksi dan penjualan kain tenun songket di serdang bedagai.

Kerajinan kain tenun songket adalah kerajinan tradisional yang ditenun secara manual dan masuk dalam aset budaya bangsa Indonesia. Keindahan kain songket yaitu karena ditenun dengan menggunakan benang berwarna emas dan perak serta motif yang beragam. Pembuatan kain tenun songket membutuhkan proses yang panjang. Para perajin membutuhkan waktu dua hingga tiga hari pengerjaan untuk pembuatan satu kain tenun songket.

Gambar Hasil Kerajianan Tenun Songket Sergai
Gambar Hasil Kerajianan Tenun Songket Sergai

Kain tenun Songket menjadi produk unggulan Kabupaten Serdang Bedagai yang perlu dilestarikan keberadaannya. Akan tetapi, di masa pandemi covid-19 ini perajin tenun songket  juga terkena dampaknya. Mereka dihantui ketidakpastian akan penjualan kain tenun songket. Penjualan mereka berangsur menurun, sehingga berpengaruh terhadap penurunan produksi dan pendapatan.


Wabah covid-19  tidak hanya menghantam sektor kesehatan Indonesia, namun sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona, tidak terkecuali UMKM. Saat terjadi pandemi Corona virus Disease 2019 (Covid-19), tantangan terbesar yang dihadapi oleh  pemilik industri kain tenun songket sergai adalah bagaimana menjaga keberadaan produk kain tenunnya agar tidak terkikis dalam persaingan yang ketat dan menjaga pembangunan yang berkelanjutan. Maraknya produk kain tenun modern dengan proses produksi lebih cepat dan harga lebih terjangkau merupakan tantangan baru.

Dalam penelitian ini, perajin kain tenun songket mengakui bahwa wabah Covid-19 secara tidak langsung maupun langsung menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak negatif bekerja di tengah pandemi Covid- 19 adalah berkurangnya pendapatan secara signifikan dan keuntungan yang didapat menurun drastis hingga merugi. Adapun dampak positif yang dirasakan oleh perajin tenun songket di masa pandemi Covid-19 hampir tidak ditemukan.
Pemasaran produk yang dulunya tatap muka maupun melalui bazar, pameran, dan toko offline, selama kebijakan bekerja dari rumah tidak bisa diterapkan karena wabah Covid-19.

Berikut merupakan persentase penjualan kain tenun songket dalam dua tahun terakhir yang akan disajikan dalam bentuk diagram dibawah ini

Diagram Penjualan Kain Tenun Songket Sergai Pada Tahun 2019-2020
Diagram Penjualan Kain Tenun Songket Sergai Pada Tahun 2019-2020

Dari data penjualan yang penulis peroleh dari tahun 2019 sampai 2020  menunjukkan bahwa Pada tahun 2019 perajin tenun sergai memperoleh omset paling tinggi, yaitu mencapai angka Rp. 165.250.000  juta. Dengan harga 250-300 ribu perkain. Dari data penjualan juga menunjukkan bahwa omset pada penjualan kain tenun songket sergai ini bertambah setiap tahunnya. Akan tetapi pada tahun 2020 dikarenakan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan omset hingga sebesar 90%. Dari penuturan karyawan tenun songket sergai, Kegiatan produksi tidak bisa dilakukan setiap hari lagi, dikarenakan sulitnya penjualan Hal itu dilakukan agar tidak terjadi penumpukan jumlah stok kain (overstock).

Dalam perkembangannya, dengan maraknya produk kain tenun modern, keberadaan kain tenun songket sergai semakin melemah. Karena produk kain tenun modern ini memiliki proses produksi yang lebih cepat dan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, para pemilik industri juga berharap pemerintah dapat memberikan solusi untuk membantu industri tetap berjalan saat wabah tersebut terjadi. Bantuan yang diharapkan oleh pemilik industri kain tenun meliputi biaya produksi dan operasional, bantuan kepada perajin yang mengalami kesulitan, dan bantuan bahan baku. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan stimulus untuk membantu sentra industri kecil dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut Yuri, pemilik usaha kerajinan tenun songket menuturkan bahwa  beliau mengalami keterpurukan sejak awal pandemi covid-19 dan dampaknya masih terus dirasakan hingga saat ini karena sulitnya penjualan khususnya diinstansi pemerintah yang para pegawai nya bekerja dari rumah (WFH). Sementara itu,guna mempertahankan eksistensi produk kain tenun songket dan menjualnya di pasaran para perajin dan pemilik industri mulai menggunakan media digital untuk menjual produknya secara online. Melakukan pemasaran dan promosi online bertujuan untuk mempromosikan produk baru, serta mendorong penjualan produknya agar tidak terhenti atau stagnan karena wabah penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka, diperoleh kesimpulan yang menunjukkan bahwa perkembangan penjualan produksi kain tenun khas serdang bedagai menurun yang pada mulanya sebelum pandemi cukup banyak yang dapat diproduksi dan cukup banyak konsumen yang membeli akan tetapi setelah pandemi mengalami penurunan,
kendala yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 adalah sulitnya pemasaran dikarenakan kebijakan pemerintah yang menerapkan para pegawai perkantoran bekerja dari rumah (WFH) dan berimbas pada turunnya daya beli, sementara kebanyakan pembeli adalah para pegawai dipemerintahan serdang bedagai.

Solusi yang  diberikan  pemerintah adalah dengan memasarkan dan mempromosikan produknya secara online  melalui  website e-commerce seperti (Shopee, Tokopedia, Buka Lapak) atau melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram) dan sebagainya, serta dengan melakukan pelelangan melalui KPKNL Sumut. Penulis berharap penelitian ini mampu memberikan rekomendasi pada pemangku kebijakan Indonesia, utamanya yang berkaitan dengan Satgas penanganan Covid-19 untuk lebih menunjukkan komitmen terhadap pemeliharaan masyarakat di kalangan menengah ke bawah.


Aisyah Harahap

Mahasiswa Jurusan Kimia Unimed


Daftar Referensi : 
Amijaya, S. Y., Seliari, T., & Oentoro, K. (2020). PengembanganStrategi Pemasaran Dan Promosi Produk Umkm Di Tengah Pandemi Covid-19. Proceeding Senadimas ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun