Mohon tunggu...
Aisyah Zahra Lestari
Aisyah Zahra Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswi Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tumbuh, Bertahan, dan Mengakar: Kisah Paragon sebagai Raksasa Kosmetik Asia Tenggara

22 Juni 2025   13:52 Diperbarui: 22 Juni 2025   14:03 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo PT Paragon Technology and Innovation (Sumber: Gokerja.id)

Dalam perjalanan bisnis, tidak semua organisasi atau perusahaan bisa bertahan menghadapi tantangan serta dinamika dari perubahan zaman. Namun, PT Paragon Technology and Innovation sebagai perusahaan kosmetik ternama asal Indonesia bisa bertahan dan membuktikan sebagai pengecualian. Merintis sederhana dari industri rumahan pada tahun 1985, Paragon mencatatkan pertumbuhan signifikan dan kini menjadi pemimpin pasar kosmetik di Indonesia. Sebagai market leader, Paragon masih menunjukkan pertumbuhan yang gesit di atas pergerakan pasar. Bahkan, perhitungan lembaga riset independen Milieu Insight yang dirilis oleh Campaign Asia pada September lalu menempatkan Wardah yang merupakan salah satu anak dari Paragon saat ini menjadi brand kecantikan nomor satu di tingkat Asia Tenggara.

Lantas, aspek ketahanan seperti apa yang membuat Paragon bisa begitu kuat dan terus relevan hingga hari ini setelah 35 tahun sejak awal didirikan? Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa melihatnya dari sudut pandang sosiologi organisasi yang akan dibahas menjadi beberapa bagian:

Memahami Daur Hidup Organisasi Paragon

Setiap organisasi setidaknya melalui empat fase selama perjalanannya, mulai dari kelahiran, pertumbuhan, kematangan, dan akhirnya, penurunan atau transformasi ulang. Paragon membuktikan bahwa bukan tidak mungkin jika dengan pengelolaan serta pengendalian yang tepat, fase ini tidak harus berakhir pada stagnasi atau kehancuran, tetapi sebaliknya, bisa menjadi fondasi untuk lompatan baru.

  • Fase Kelahiran (1985-1999): Perjalanan sukses yang ada dimulai dari rumah sederhana dengan hanya kepemilikan dua orang karyawan, Paragon dengan nama awalnya adalah PT Pusaka Tradisi Ibu meluncurkan brand pertamanya, Putri. Waktu demi waktu berjalan dan terobosan besar datang saat Wardah hadir sebagai pionir kosmetik halal di Indonesia dengan sertifikasi dan penghargaan dari World Halal Council.

  • Fase Pertumbuhan (2000-2015): Pada fase ini, perusahaan mulai memperkuat struktur organisasi dan standar produksi. Hal tersebut berbuah positif dengan perolehan sertifikat GMP (Good Manufacturing Product) atau CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik). Seiring waktu berjalan, pergantian nama pun terjadi dengan terbentuklah nama PT Paragon Technology and Innovation. Melalui brand-brand seperti Make Over dan Emina, Paragon semakin memperluas segmentasi pasarnya.

  • Fase Kematangan (2015-2020): Alih-alih stagnan setelah keberhasilannya beberapa tahun belakang, Paragon justru semakin gencar mempercepat inovasi. Digitalisasi, diversifikasi produk, dan ekspansi kawasan pasar menjadi fokus utama. Posisi sebagai market leader pun mulai terbentuk dengan solid.

  • Fase Adaptasi dan Transformasi ulang (2020-kini): Situasi pandemi Covid-19 sempat menjadi ujian besar, tidak hanya bagi Paragon, tapi semua perusahaan yang mengalami kesulitan pergerakan dalam perputaran usaha. Tapi berkat kepemimpinan yang tanggap dan budaya kerja yang solid, Paragon bukan hanya pulih, tapi juga melesat dengan inovasi berbasis AI, skin genomics, dan perluasan lini produk.

Membedah Keberhasilan Paragon dalam Sudut Pandang Sosiologi Organisasi

Struktur Organisasi yang Lincah 

Salah satu fondasi penting dalam keberhasilan Paragon adalah desain struktur organisasinya yang efektif. Paragon dapat dikategorikan memiliki struktur divisional tipe Product Division Structure. Hal ini terlihat dari bagaimana perusahaan mengelola berbagai brand seperti Wardah, Make Over, Emina, Kahf, dan banyak lainnya, yang masing-masing memiliki target pasar, strategi, serta pengembangan produk yang berbeda. Tiap divisi produk tersebut dikelola secara terfokus namun tetap berada dalam koordinasi pusat oleh Paragon. Ini mencerminkan pembagian kerja berdasarkan diferensiasi produk, di mana setiap unit memiliki tanggung jawab dan tujuan yang spesifik sesuai dengan karakteristik mereknya. Di samping itu, Paragon juga memiliki direktorat fungsional seperti Product Innovation & Development (PID), Research & Development (R&D), Supply Chain Management (SCM), Human Resource & Corporate Affairs (HRCA), Finance, Accounting, and Tax & Legal (FATL), dan Information Technology (IT) yang mendukung manajemen masing-masing divisi dengan keahlian yang terorganisir. Dengan struktur ini, Paragon mampu meningkatkan efektivitas, fleksibilitas, serta kecepatan respons terhadap dinamika pasar tanpa kehilangan kendali pusat. Desain seperti ini sangat cocok bagi perusahaan yang menaungi banyak produk dengan kebutuhan konsumen yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun