Meningkatkan Daya Saing Produk karena arsitektur yang baik memungkinkan time-to-market lebih cepat dan adaptasi yang lebih fleksibel.
Jenis-jenis Arsitektur Perangkat Lunak
Monolithic Architecture – Semua komponen aplikasi dibangun dalam satu unit besar. Cocok untuk aplikasi kecil, tetapi kurang fleksibel untuk proyek besar dan sulit di-maintain.
Layered Architecture – Terstruktur dalam lapisan-lapisan seperti presentasi, logika bisnis, dan akses data. Model ini umum dalam sistem enterprise karena keterpisahan tanggung jawab.
-
Client-Server Architecture – Sistem dibagi antara client (pengguna akhir) dan server (pengelola data atau logika bisnis). Umum digunakan dalam aplikasi berbasis web.
Microservices Architecture – Aplikasi dipecah menjadi layanan-layanan kecil yang mandiri dan dapat dikembangkan serta dideploy secara independen. Cocok untuk skala besar dan tim pengembang terdistribusi.
Event-Driven Architecture – Arsitektur yang memungkinkan komponen untuk saling berinteraksi melalui event (kejadian), sehingga sistem menjadi lebih fleksibel dan responsif.
Service-Oriented Architecture (SOA) – Mirip microservices, tetapi fokus pada penggunaan layanan yang dapat digunakan kembali lintas aplikasi.
Proses Perancangan Arsitektur Perangkat Lunak
Identifikasi Kebutuhan Sistem dan Bisnis – Termasuk kebutuhan fungsional dan non-fungsional.
Evaluasi Alternatif Arsitektur – Membandingkan beberapa pendekatan berdasarkan kriteria performa, fleksibilitas, biaya, dan kompleksitas.
Pembuatan Model Arsitektur – Menggunakan diagram dan deskripsi formal seperti UML.
Validasi dan Review – Melibatkan stakeholder untuk memastikan arsitektur memenuhi ekspektasi.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!