Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puncak Kegigihan

11 Februari 2021   11:14 Diperbarui: 11 Februari 2021   12:49 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kelas IX sudah mereka lewati hampir sepuluh bulan. Mereka sudah melaksanakan PAS bahkan Ujian Nasional pun sudah mereka lewat dengan baik. Tinggal menunggu hasilnya. Sambil menunggu hasil Ujian Nasional mereka sedang menimang-nimang mau melanjutkan sekolahnya ke mana. Dalam benak mereka sudah terancang dengan baik. Dan bu Gina menyarankan mereka jika ingin melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya harus hasil diskusi dengan orang tuanya.

Seperti pagi itu, Agus ngobrol dengan ayah dan ibunya tentang keinginannya melanjutkan ke SMAN 1 SJ. Sewaktu bu Gina mengedarkan angket untuk isian siswa terusan Agus hanya mengisi satu pilihan yaitu SMA Negeri 1 SJ. Dia kukuh enggak ada pilihan duanya. Walau bu Gina saat itu agak bingung tetapi memaklumi keinginan anak didiknya tersebut.

"Ayah, Ibu jadi kan mengabulkan keinginanku?" tanya Agus.

"Keinginan yang mana Nak?" Ayah Agus balik nanya. Ibunya memandang ke ayahnya heran kenapa ayah dan anak saling melempar tanya, tetapi belum berani menanyakan langsung.

"Itu Yah, aku kan mau melanjutkan ke SMAN 1 SJ," ujar Agus sambil menatap ayahnya penuh harap. Dalam hatinya dia khawatir ayahnya tidak mau mengabulkannya. Mohon dimaklumi karena jarak rumah Agus ke sekolah tersebut cukup jauh, belum lagi ditambah kalau pagi-pagi terjebak macet karyawan pabrik.

"Oh itu, tentu boleh Nak, masa Ayah tidak mengabulkan keinginan anaknya yang baik," ujar ayah Agus sambil tersenyum ke arah anak dan istrinya.

"Alhamdulillah," teriak Agus kegirangan. "Terima kasih Ayah."

"Iya Nak, sama-sama," jawab ayahnya sambil nyeruput kopinya yang hangat. "Memang nilai ujiannya sudah keluar Nak?" tanya ayahnya.

"Belum sih Yah, entar setelah kelulusan kata bu Gina," jawab Agus.

"Oh iya. Ayah penasaran aja NUN-nya anak ayah berapa?" kata ayahnya.

Selesai ngobrol ringan pagi itu, Agus diantar ayahnya berangkat ke sekolah. Hari ini kebetulan agak santai karena memang semua pembelajaran kelas sembilan sudah selesai. Agus ke sekolah hanya karena khawatir kalau-kalau ada pengumuman tentang pengisian formulir PPDB ke SMA. Dan ternyata dugaannya tepat. Tepat pukul 08.00 semua siswa dibariskan di lapangan upacara. Bu Gina memberi pengumuman bahwa PPDB jalur Prestasi baik akademik ataupun non-akademik sudah hampir dibuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun