Mohon tunggu...
AIRIEL
AIRIEL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

topik yang menarik menurut saya adalah sejarah, ekonomi dan kepercayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemajuan Ekonomi pada Masa Nuruddin Zanki dan Salahuddin

24 Mei 2024   15:57 Diperbarui: 24 Mei 2024   15:58 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kalam.sindonews.com

Al Malik Al Adil Nuruddin Abul Qasim bin Imaduddin Zanki adalah anggota dinasti zengi yang menguasai suriah pada tahun 1146 sampai 1174, ia mempunyai cita-cita untuk menyatukan muslim dari efrat sampai mesir, beliau juga memimpin pasukannya melawan berbagai macam pasukan lain termasuk tentara salib.

Nuruddin adalah anak kedua dari Imaduddin Zengi yakni musuh tentara salib, setelah ayahnya dibunuh, Nuruddin dan kakaknya Saifuddin Ghazi I membagi kerajaan tersebut dimana Nuruddin menguasai Aleppo, Narzebha menguasai Tripolu perbatasan antara kedua kerajaan dibentuk oleh sungai Khabur.

An-Nashr Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub adalah seorang panglima perang muskim kurdi dan tikrit, ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak. Beliau lebih dikenal dengan saladin al ayyubi, salahuddin terkenal di Islam karena kemampuannya dalam memimpin, strategi militer, dan sifatnya yang adil dan ksatria pada saat melawan ksatria salib.

Salahuddin adalah panglima perang dari kekuasaan Nuruddin Zanki untuk membendung invasi tentara salib di Mesir, pada tahun 1167 pasukan Nuruddin Zanki di bawah pimpinan syirkah dan salahuddin kedatangan mereka tidak hanya untuk melawan kaum salib tetapi untuk menguasai Mesir. Daripada jatuh ke tangan tentara salib lebih baik mereka sendiri yang menguasainya, akhirnya mereka berhasil mengalahkan tentara salib dan menguasai Mesir.

Bertepatan dengan wafatnya Nuruddin Zanki pada tahun 1176 salahuddin menyatakan kemerdekaannya di Mesir, Salahuddin secara pribadi meminta khilafah dinasti Abbasiyah untuk melantiknya sebagai penguasa Mesir, Maroko, Nubiq, Arab Barat, Palestina, dan Suriah tengah maka diumumkanlah Dinasti Ayyubiyah.


Salahuddin Al Ayyubi telah banyak membangun fasilitas administrasi negara, ekonomi, dan perdagangan, tahun 1178 Masehi atau 532 Hijriah Salahuddin menetapkan kebijakan bahwa orang kristen yang datang dari Iskandaria untuk berdagang wajib membayar bea cukai, uang hasil pembayaran bea cukai akan dikumpulkan dan diberikan kepada para fuqaha' dan keturunannya.

Selain melalui uang bea cukai, Salahuddin juga memanfaatkan harta milik negara yang di baitul mal sebagai modal untuk diwakafkan demi pengembangan madzhab Sunni untuk menggantikan madzhab sebelumnya yaitu Syi'ah.

Bidang perdagangan juga membawa pengaruh di Eropa dan negara-negara Ayyubiyah, di Eropa terdapat perdagangan agriculture dan industri hal ini membuat jalur perdagangan melalui jalur laut. Percetakan mata uang dirham campuran atau fulus, percetakan fulus merupakan mata uang dari tembaga dimulai dari masa Sultan Muhammad Al Kamil  percetakan fulus bertujuan sebagai alat  tukar barang yang tidak signifikan dengan rasio 48 fulus untuk satu dirham.

Ibnu Jair pengelana dari Andalus mengatakan kalau tata kota pada masa itu rapi dan indah serta bangunan yang dibangun rata-rata besar dan berbentuk persegi panjang, para penduduk tinggal dengan nyaman. Penghasilan negara mencapai jutaan dinar sehingga banyak industri bisa berjalan, pasar-pasar besar dibangun, hasil kerajinan melimpah, infrastruktur seperti jembatan dan jalan dibangun sementara ladang dan tumbuhan hijau dimana-mana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun