Mohon tunggu...
Ainun Najah
Ainun Najah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kaum Intelektual Pemecah Permasalahan Masyarakat di Tahun Politik

4 Februari 2018   16:21 Diperbarui: 4 Februari 2018   16:49 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaum Intelektual, nama tersebut pastilah tidak asing lagi di telinga kita masyarakat Indonesia. Sebelum membahas permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia, akan dibahahas terlebih dulu siapa itu Kaum Intelektual. 

Kaum Intelektual dapat diartikan sebagai seseorang atau golongan yang merasa berkepentingan untuk memikirkan secara rasional dan sepanjang pengetahuannya tentang bagaimana suatu masyarakat atau kemanusiaan pada umumnya bisa lebih baik. 

Hasil-hasil dari pemikiran tersebut diusahakan, melalui satu atau lain jalan, menyampaikan dalam bentuk gagasan-gagasan kepada anggota masyarakat lainnya.

Seseorang yang mungkin sudah menjalani proses pendidikan formal yang begitu lama serta telah banyak menyadap ilmu pengetahuan belum tentu akan begitu saja berhasil menjadi seorang Intelektual kalau seandainya dia tidak mempunyai pemikiran tentang perbaikan masyarakat, atau kalaupun dia ada dia mau memonopolinya sendiri, tidak mau menyampaikannya pada orang lain. Kualitas seorang Intelektual ditentukan oleh seberapa jauh kesanggupan pemikiran dan ilmunya memecah permasalahan-permasalahan masyarakat.

Semua pasti sudah mengetahui bahwa Indonesia adalah salah satu Negara berkembang, tapi meskipun demikian Indonesia memiliki banyak permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini. 

Diantaranya adalah masalah kemiskinan dimana-mana, korupsi yang masih merajalela, pengangguran, penegak hukum yang masih lemah, kualitas pendidikan yang rendah dan lain sebagainya. Dari semua permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa posisi Indonesia masih berada jauh di bawah Negara-negara maju lainnya.

Tak dapat dibayangkan, sesuai data Bank Dunia pada tahun 2017, 110 juta penduduk Indonesia masih tergolong miskin atau setara dengan 53,4% dari total penduduk. Semua itu sudah jelas berdampak pada jenjang pendidikan yang dapat di peroleh anak-anak, yang rata-rata hanya mampu menjadi lulusan SD ataupun SMP. 

Di Negara-negara maju permasalahan yang dinomor satukan adalah masalah perekonomian penduduknya, tidak heran apabila hampir semua Negara maju penduduknya juga hidup makmur. Lain halnya dengan Negara Indonesia yang masih kurang memperhatikan permasalahan ekonomi dan lebih fokus dalam permasalahan politik yang tiada habisnya.

Seperti halnya masalah politik dalam kenyataan sehari-hari yaitu, apa-apa yang diatur seraca formal oleh hukum itu tidak selalu diikuti dengan seksama. Bahkan terkadang tampak bahwa praktek-praktek politik yang terkadang berlaku seenaknya menginjak-injak konstitusi yang ada, sebagaimana sering terlihat pada waktu seseorang atau satu golongan/kelompok memaksakan kekuasaannya dengan jalan kekerasan tanpa mengindahkan peraturan permainan politik yang telah disusun. Sehingga terkadang hukum terlihat tumpul ke atas tetapi lancip ke bawah. Ya, itulah permainan politik yang ada di Indonesia

Hampir tidak ada yang membantah bahwa Pendidikan menjadi salah satu pionir dalam pembentukan suatu bangsa. Apabila pendidikan di suatu bangsa jeblok, maka bangsa tersebut haruslah siap menerima kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu, sebab pendidikan adalah pembentuk karakter dan jati diri setiap individu. Apabila pendidikan yang diperoleh kurang bermutu, maka akhirnya hanya akan menambah angka pengangguran yang semakin membelodak atau bahkan lebih parah dari itu.

Di sinilah peran kaum Intelektual sangat dibutuhkan, antara lain untuk mencegah angka kemiskinan yang terus menambah setiap tahunnya, berkurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang bermutu sehingga menyebabkan sarjana pengangguran dimana-mana, dan semua hal yang dapat menyebabkan kehancuran bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun