Mohon tunggu...
Ainun Lahasa Putri
Ainun Lahasa Putri Mohon Tunggu... Digital Marketer, Business Management Undergraduate

As a Golden Gen, writing keeps me reading and lets me brain-dump my 2AM thoughts.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanggapi Pro-Kontra Warna Pink di Tengah Demo DPR

6 September 2025   12:45 Diperbarui: 6 September 2025   12:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah tuntutan rakyat yang masih berlangsung, publik menunggu realisasi janji dan langkah nyata dari DPR serta Pemerintah. Namun, muncul perdebatan baru terkait warna pink yang digunakan sebagai simbol perlawanan rakyat. Awalnya, warna ini terinspirasi dari sosok Ibu Anna---yang dikenal dengan jilbab pink---saat ia ikut turun ke jalan menyuarakan aspirasi rakyat. Dari sanalah pink dianggap sebagai lambang keberanian dan keteguhan hati.

Namun, makna warna ini mulai dipertanyakan. Hal ini dipicu oleh pernyataan Ibu Anna di sebuah video (tiktok @ayoindonesiacom) yang menyinggung soal pergantian kepemimpinan Presiden, serta video lain yang beredar saat ia tampak mengancam dengan mengatakan bahwa Ia membawa bahan bakar di depan aparat. Bagi sebagian orang, hal ini dinilai sebagai tindakan yang berpotensi memprovokasi massa. Netizen pun terbelah pendapat, sebagian menolak jika pink yang identik dengan keberanian dan kasih sayang justru dilekatkan pada sosok yang dianggap menimbulkan kontroversi.

(Sumber: tiktok @syalalavv)
(Sumber: tiktok @syalalavv)

Sebagai warga negara yang ikut merasakan dampak dari kondisi politik dan sosial saat ini, saya melihat persoalan ini tidak seharusnya menjadi fokus utama. Warna pink masih layak digunakan sebagai simbol perlawanan rakyat, tetapi jangan dikaitkan semata-mata dengan pribadi Ibu Anna. Apa yang ia lakukan mungkin mencerminkan keberanian, namun konteksnya tidak sesuai dengan urgensi gerakan rakyat.

Kita perlu ingat, membahas warna dan sosok pribadi di tengah riuhnya aksi rakyat hanya akan mengalihkan perhatian dari tujuan utama: menagih realisasi tuntutan. Diskusi semacam ini berpotensi memecah fokus dan menguras energi pada hal yang sebenarnya bukan prioritas. Apakah kita rela membuang waktu memperdebatkan hal yang tidak membawa hasil, sementara pekerjaan besar rakyat masih belum dituntaskan? Perlu diingat bahwa suara kita adalah satu, jangan mau untuk dipecah belah pada hal yang seharusnya masih bisa kita atasi dengan kepala dingin.

Indonesia memiliki bonus demografi dengan generasi muda yang cerdas. Seharusnya kita mampu menjaga fokus dan tidak terjebak pada isu yang bisa memecah belah. Pink tidak harus dimaknai sebagai simbol dari sosok tertentu. Mari kita ubah pandangan: pink bisa menjadi simbol bahwa perempuan pun mampu bersuara dan berani mengambil peran. Toh, faktanya banyak perempuan ikut langsung turun ke jalan untuk melakukan orasi dan memperjuangkan hak bersama. Warna yang identik dengan kelembutan justru bisa menjadi tanda bahwa di balik kelembutan ada kekuatan yang mampu menyalakan api perubahan.

Untuk masalah warna hijau, saya tidak akan membahasnya karena hijau sudah tepat untuk dijadikan simbol untuk mengenang Alm. Affan Kurniawan, seorang Ojol, rakyat yang ditindas dan dilindas karena hanya menuntut keadilan. Saran saya hanya satu, yaitu perlu diingat bahwa suara kita adalah satu, jangan mau untuk dipecah belah pada hal yang seharusnya masih bisa kita atasi dengan kepala dingin. Tetap fokus pada tuntutan dan tujuan utama kita, yaitu DPR dan jajarannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun