Mohon tunggu...
Aini Masruroh
Aini Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030130

. . .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemuda: Antara Cinta dan Prestasi, Cita-cita atau Cinta?

12 April 2021   06:43 Diperbarui: 12 April 2021   06:52 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iamnotbhaijan.wordpress.com

"Sukses aja dulu, karena sukses akan mengundang cinta yang berkelas"

"Kejarlah cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir"-Chairil Anwar.

Pernahkah kalian mendengar kata-kata itu? Pasti pernah bukan.. Apalagi bagi kalangan pemuda millenials, antara cinta dan cita-cita pasti sudah tak asing lagi di telinga mereka. Mana yang harus dipilih atau diprioritaskan antara cinta dan cita-cita selalu menjadi obrolan yang sudah menjadi dilema klise.

Manusia memang tidak akan lepas dari sebuah pilihan. Tetapi ketika kita dihadapkan harus memilih mana yang lebih penting antara cinta dan cita-cita, mana yang akan kita raih terlebih dahulu dari dua hal tersebut?

Keduanya seringkali menjadi dilema hidup banyak orang. Sebetulnya kita tidak bisa memilih, tapi harus bisa menjalankan keduanya. Ketika kita menjadikan salah satu dari dua hal tersebut menjadi skala prioritas maka pilihan yang satu juga akan tertinggal jauh. Dan antara cinta dengan cita-cita di sini bukan hanya diartikan antara "melanjutkan studi" atau "mengerjar bekerja" dengan "menikah",bukan!. Kalau begitu justru menikah itu merupakan pekerjaan seumur hidup bukan?..

Sebagai generasi muda harus bisa mencapai mimpi-mimpinya atau goals-nya, tetapi juga menjalankan cinta. Karena cinta itu tidak hanya menyoal "pacar", "menikah" atau bahkan "mantan" kemudian "sakit hati", bukan!. Tapi cinta itu ada banyak. Tapi sebelumnya kita bahas tentang cita-cita terlebih dahulu.

CITA-CITA

Cita-cita sangat penting bagi seseorang, sebagai impian atau goals yang harus dicapai, soal karya dalam hidup, dan biasanya terwujud dalam karir atau pekerjaan. Dengan adanya cita-cita tentunya kita akan menjadi semangat dalam menjalani hidup. 

Cita-cita juga tidak hanya menyoal karir atau pekerjaan. Misalnya sebagai pemuda muslim kita juga kalau bisa menjadi pelopor kebangkitan peradaban Islam. Bagaimana dahulu para pemuda muslim berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih kemenangan Islam. 

Siapa yang tak kenal Muhammad Al-Fatih yang diusia 14 tahun mampu menghafalkan 30 Juz Al-qur'an dan menguasai 6 bahasa dunia. Dan di usia 21 tahun, Muhammad Al-Fatih menjadi kepala negara di kesultanan Turki Utsmani sekaligus panglima perang yang berhasil menaklukkan Konstantinopel hingga menjadi kemenangan bagi umat Islam, padahal kala itu bentengnya tidak bisa ditmbus selama 750 tahun lamanya. Namun ditangannya dan pasukannya lah kekuasaan Bizantium itu dapat ditaklukan.

Kebanyakan teamwork yang direkrut oleh Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam pada masanya juga para pemuda. Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Al-Arqam bin Abil Arqam, Said bin Tsabit, Mush'ab bin Umar, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf, Abu Bakar dan lainnya berhasil menaklukan dua imperium besar Romawi dan Persia serta melakukan ekspansi ke berbagai negara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun