Tahun ini merupakan momen yang luar biasa bagi saya. Selama puluhan tahun sering ikut  kapal laut, baru kali ini terhindar dari penyakit mabuk laut. Dengan  kondisi tersebut kami masih tetap bisa menjalankan  ibadah puasa, walaupun orang yang dalam perjalanan diperbolehkan tidak puasa dengan syarat mengganti di hari lain.Â
Kondisi yang tidak mengenakkan adalah handphone saya tidak berfungsi, karena ketiadaan  sinyal. Selama dua hari saya terkendala tidak bisa menulis, sehingga tantangan dari kompasiana bisa terupload sesuai jadwal. Tapi tidak apalah.. Yang penting niat saya untuk berbagi.Â
Sebenarnya saya dan keluarga mengambil jalur Sampit-Surabaya, karena lebih dekat. Beda waktu yang saya tempuh sekitar 8 jam, jalur lautnya agak panjang begitu juga jalur daratnya.Â
Setelah turun pelabuhan Semarang, transportasi yang kami pilih adalah kereta api. Ya.. sekaligus menikmati keindahan kota tua Semarang. Ternyata Stasiun Tawang sangat indah. Bangunan tua tinggalan jaman Belanda tersebur  dipoles dengan gaya masa kini, namun model bangunan kuno sangat kentara begitu indah.Â
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.suara gema takbiran terus berkumandang. Sambil menunggu datangnya kereta Majapahit jurusan Tulungagung, Hari kemenangan telah tiba, rasa syukur kepada Alloh SWT, puasa sebulan mampu berlalu tanpa ada kendala. Pikiran saat ini satu tujuan untuk bisa silaturahmi dengan keluarga.Â
Tepat  pukul 02.00 kereta Majapahit jurusan Tulungagung tiba berhenti di Stasiun Tawang.  Bergegas kami menempatkan diri di tempat duduk sesuai dengan nomor yang tertera di tiket. Dingin nya AC seketika merubah suasana yang panas menjadi sejuk  sehingga terlelap sesaat. Tak lama kemudian terbangun, semangat menikmati kemenangan tak terbendung. Allohu Akbar, Allohu akbar, Allohu akbar.Â
La ilaha illallahu wallahu akbar. Allohu akbar walillahil hamdu.Â