Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Balik Pertemuan Luhut-Prabowo

23 April 2018   00:03 Diperbarui: 23 April 2018   00:31 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.(KOMPAS.COM/ KRISTIAN ERDIANTO )

Pertemuan digagas kedua tokoh nasional. Pertama, sosok yang sering dianggap sebagai orang kepercayaan Presiden Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan. Dan kedua adalah sosok pemimpin tertinggi partai oposisi, Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Namun belakangan, ada kecurigaan, justru dari partai Koalisi pengusung Jokowi, Nasdem, yang mengatakan deal dan negosiasi politik pertemuan Luhut-Prabowo, harus dibuka ke publik!

Pembicaraan "Setengah Kamar"

Pertemuan dilakukan secara tertutup dan privat di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat. Hotel yang memang dikenal sering dihampiri oleh sejumlah petinggi politik untuk membicarakan hal -- hal yang  bersifat rahasia, atau dalam istilah politik, pembicaraan "setengah kamar" untuk menyepakati sesuatu. Program AIMAN yang tayang Senin lalu (16/4/2018) pukul 8 malam di KompasTV, menggambarkan detail ruang-ruang pertemuan di Hotel ini, yang biasa digunakan. 

Setidaknya ada dua yang bisa digunakan, pertama Business Centerdan kedua restoran, termasuk restoran Sumire, yang menyajikan hidangan kuliner negeri sakura, Jepang, dan memiliki ruang privat untuk rapat.  

Dalam politik, simbol menjadi penting. Tempat ini dilipilih sebagai tempat netral, karena tidak memihak salah satu posisi politik tertentu, selain lokasinya persis di inti pusat kota Jakarta, serta memiliki tingkat pengamanan maksimal. Bahkan tidak boleh ada kamera profesional yang diperkenankan masuk ke dalam lingkungan hotel.

Deal& Negosiasi dalam Pertemuan?


Terlepas dari ruangan, cukup janggal, karena justru dari partai koalisi yang memepermasalahkan pertemuan ini. Adalah Sekjen Partai Nasdem di Program AIMAN mengatakan, jika ada Dealatau Negosiasi, antara Luhut dan Prabowo, maka semuanya harus dibuka di publik. 

Saya menanayakan deal dan negosiasi apa yang dimaksud. Johnny mengungkapkan ada kemungkinan  membicarakan sebuah kesepakatan, meski semua harus dibeberkan. Apa gunanya, untuk memberikan informasi ke masyarakat secara proporsional. Meski di akhir Johnny optimistis bahwa keduanya membicarakan kesepakatan yang akhrinya untuk perbaikan kondisi pemilihan di Indonesia ke depan. 

Kepastian Pencapresan Prabowo

Pasca pertemuan yang dilakukan pada Jumat (6/4/2018), kurang dari sepekan, pada Rabu (11/4/2018), Prabowo Subianto secara resmi menerima mandat dari Partai Gerindra, sebagai Calon Presiden. Meskipun patut dicermati, penerimaan ini, belumlah merupakan deklarasi Capres terhadap Prabowo Subianto. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, beralasan bahwa perlu cawapres untuk mendeklarasikan. 

Meski Gerindra sudah cukup suara sebenarnya jika berkoalisi dengan PKS, Arief justru menambahkan tidak hanya dengan PKS, ada partai koalisi yang berwarna hijau yang akan merapat ke koalisi Gerindra. Pilihannya tentu PKB atau PPP. Namun jika dilihat peluangnya, PKB punya kesempatan paling besar untuk merapat. Arief, tidak membantah pernyataan ini, tidak pula mengiyakannya.  Soal kepastian pencapresan Prabowo, Arief ungkapkan, sesuatu hal yang tidak mungkin berubah.

Ramalan Intelijen Politik

Namun, analisis lain datang dari pakar intelijen, Marsekal Muda Purnawirawan, Prayitno Ramelan. Jenderal yang selama kariernya dihabiskan di dunia Intelijen TNI AU dan lingkungan Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI, mengungkapkan bisa jadi kemungkinan Prabowo Subianto batal nyapres.  Pasalnya, Prabowo adalah orang intelijen, ia akan menghitung cermat soal logistik dan kondisi politik serta dukungan kepadanya. Dari hasil analisis Prayitno, Prabowo justru berpeluang besar menjadi seorang Patron dan memberikan mandatnya kepada juniornya sesama TNI. 

Yang paling mungkin secara elektabilitas dan kemampuan penggalangan massa, adalah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Lalu siapa pasangannya? Prayitno memperkirakan, massa fanbaseGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mulai terus naik. Dan sangat mungkin digandeng oleh koalisi Gerindra dan PKS serta partai lain yang bisa jadi nanti bergabung untuk bersaing dengan Jokowi. 

Bahkan Prayitno melihat, kemenangan kontestasi Pilpres 2019, akan ditentukan mayoritas dari kalangan muda, produktif, dan Islam. Pasalnya kelompok massa berusia muda ini, yang kini terus berkembang dalam beberapa tahun belakangan, dan bakal berpengaruh pada peta pemilih Pilpres 2019.

Mungkin & Tidak Mungkin Jelang Agustus 2018

Lalu apa inti dari pertemuan di Hotel Hyatt, antara Luhut dan Prabowo?  Berbagai kemungkinan bisa jadi dibicarakan, termasuk sejumlah skenario pilpres 2019. Karena keduanya berteman lama, sama-sama dari kesatuan elite TNI AD, Kopassus, dan yang terpenting, keduanya sama -- sama membutuhkan silang informasi ke depan. Termasuk perkiraan ekstrem dari peneliti survei dari lembaga Median, Rico Marbun, yang membuka kemungkinan Jokowi tidak maju dari PDI Perjuangan, pada pilpres 2019. 

Semua kemungkinan dalam Politik, dijajaki dan bukan suatu hal yang mustahil, terlebih diprediksi, akan banyak kejadian politik sebelum pendaftaran pasangan Capres-Cawapres pada 4- 10 Agustus 2019!

 

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun