Mohon tunggu...
NIA
NIA Mohon Tunggu... Penulis - Finding place for ...

- Painting by the words

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tulah, Ikan yang Jatuh Cinta pada Tuan Puteri

25 Februari 2021   13:13 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:36 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Daging ikan Tulah bukannya tidak enak, tapi beracun.”

“Betul, Qiana. Ikan itu beracun.”

“Wah, Si Ikan kena kutukan sugguhan.” Pak Rio mengangguk, membenarkan kesimpulan Ciara.

“Mau tahu kelanjutan ceritanya?” Pertanyaan Pak Rio dibalas anggukan cepat dari kedua anaknya.

“Setelah tahu bahwa ikan Tulah beracun, warga desa beramai-ramai menangkap, membakar dan membuang ikan Tulah dari laut mereka karena takut kejadian yang sama terulang kembali. Ratusan ikan Tulah berhasil dimusnahkan.”

“Desa pun kembali aman dan tentram,” sambung Ciara nyengir.

“Awalnya begitu, Ciara. Namun masalah baru menimpa desa pesisir. Setelah ikan Tulah dimusnahkan, ikan-ikan lain banyak ditemukan mati. Air laut berubah keruh. Hasil tangkapan nelayan berkurang drastis. Laut mereka tidak sekaya dulu. Kejadian itu berangsur hingga berbulan-bulan.”

“Wah, gawat dong, Pa!” Ciara jadi ikut gelisah memikirkan nasib warga desa pesisir.

“Tentu saja! Karena itu, sekumpulan ahli didatangkan dari desa seberang. Mereka mencoba menemukan penyebab masalah hingga mendapatkan solusi yang sulit diterima. Kalian tahu apa yang dikatakan para ahli?”

Qiana dan Ciara menggeleng.

“Mengembalikan ikan Tulah pada lautan.”    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun