Mohon tunggu...
Ailul Hidayah
Ailul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Kota Mukalla, Yaman

בשם אללה הרחמן והרהום

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membincang Hermeneutika

30 Juli 2023   12:36 Diperbarui: 30 Juli 2023   12:59 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Metode ekegesis/penafsiran yang sangat masyhur bahkan menjadi wajib dikalangan kristen baik protestan maupun katolik adalah hermeneutika, sebuah istilah kuno yang berasal dari Yunani. Menelusuri asal usul hermeneutik ini secara etimologi maka kita akan kembali melihat sebuah peran seorang tokoh Mitologi Yunani yang bernama Hermes. Nama hermes ini sering diasosiasikan dengan beberapa tokoh dari beberapa agama seperti Nabi Idris dalam agama Islama dan Enokh dalam Agama Kristen karena kesamaan peran mereka yang menjadi wasilah penyambung titah/Firman Ilahi yang Transenden kepada Manusia yang Non Transenden, Tentunya Hermes sebagai seorang manusia yang menerima pesan pesan dari Dewa. Hermes sebagai makhluk yang memiliki keistimewan dibanding manusia yang lainnya karena mampu menerima pesan pesan para dewa yang bahasanya bisa kita istilahkan dengan bahasa langit. Ia harus bisa memahami dan menyederhanakan apa yang dia terima agar bisa dipahami oleh manusia yang tidak memahami bahasa langit, disinilah Hermes berusaha keras untuk merasionalitaskan dan menginterpretasi, serta membentuk bentuk makna makna baru yang lebih sederhana agar bisa dipahami oleh manusia yang berbicara dengan bahasa bumi.

Hermeneutika seperti yang diistilahkan oleh Schleirmarcher adalah sebuah Seni Memahami, Seni Memahami yang tidak terbatas hanya pada Interpetasi Teks Teologis saja, namun mencakup semuanya secara Umum. Hermeneutik yang dalam Inggrisnya adalah Hermeneutic, berasal dari bahasa Yunani, kata Hermeneuien yang berarti menerjemahkan.

Dalam Tradisi barat perkembangan Hermeneutika berasal dari pembahasan asal muasal bahasa dan teks, maka Hermeneutika bisa dikatakan juga merupakan bagian dari Ilmu Filologi. Kemudian sekitar Abad ke 16 M Hermeneutika mulai mendapat perhatian yang sangat lebih oleh para akademisi eropa yang pada saat itu mendiskusikan serta mendebatkan mengenai keautensitas Bibel, Pemikiran Kritis mereka menuntut untuk mencari penjelasan serta kandungan yang terdapat didalam Bibel yang ditemukan bertentangan satu sama lain, maka diteliti dan dilacak secara serius mengenai Asal Usul bibel, disinilah Pisau Hermeneutika digunakan oleh mereka untuk membedah kebenaran  yang sudah lama menjadi Doktrin.

Ricard E Palmer memberikan enam defisni hermeneutik, Pertama hermeneutik sebagai teori eksegesis Bible, pengertian ini adalah pengertian paling tua yang muncul pasca Reformasi Protestan dan masih bertahan hingga saat ini. Kedua, Hermeneutik sebagai metodologi filologis,Definisi ini juncul di Eropa lewat perkembangan Rasionalisme di Eropa yang mencoba menafsirkan berbagai teks, termasuk Bible dalam nalar yang tercerahkan. Ketiga, Hermeneutik sebagai ilmu pemahamam Linguistik yang interpetasinya dapat diaplikasikan dalam Ilmu Ilmu Modern. Keempat, Hermeneutik sebagai dasar metodologis Ilmu Ilmu Sosial Kemanusiaan. Kelima, Hermeneutik sebagai Fenomenologi yang dapat menjangkau dasar dasar eksistensial Manusia. Keenam, Hermeneutik sebagai sistem Interpetasi.

Hermeneutika juga terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai batasan atau Ruang lingkup yang dapat mencakup hermeneutika, Perbedaan ini memunculkan tiga perbedaan  pendapat serta bentuk hermeneutika yang berbeda beda.

1.Hermenutika Khusus

Hermeneutika yang ini mencoba untuk memebentuk dan membatasi peran hermenutik yang berbeda beda.kaidah serta metodologis yang dibangun adalah untuk melakukan pemurnian proses penafsiran teks teks pada tiap bidang Ilmu pengetahuan, Tiap tiap ilmu pengetahuan memilki Hermeneutikanya masing masing yang tidak bisa dicampurbaurkan kepada hermeneutika ilmu pengetahuan yang lainnya.

2. Hermeneutika Umum

Bentuk dari hermeneutika yang kedua ini adalah hermeneutika yang bersifat umum tidak terpaku pada satu cabang ilmu tertentu.

3.Hermeneutika Filsafat 

Hermeneutika yang ketiga ini bersifat analisis kritik, model hermenutika ini tidak terbentuk suatu metode yang baru bahkan bersifat mengkritik, berusaha menemukan kemungkina  kemungkinan hingga menemukan kebeneran yang hakiki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun