Yang hebat bukan profesor Edi, profesor Mahfud atau semua aparatur pemerintahan. Pak De adalah sang maestronya. Tidak ada yang bisa bergerak tanpa kata 'iya' dari Pak De. Sulit membayangkan strategi politik gerilya berasal dari Yasonna, putra Batak yang blak-blakan menghantam orang yang menurutnya salah.
Sulit juga mengasalkan taktik ini kepada Mahfud MD, putra Madura yang juga tak pandang bulu dan tak sabar melabrak para pelaku kriminal dengan kata-kata pedasnya. Apalagi seorang Tito Karnavian, putra Lampung dan pejabat lainnya.
Kalaupun semua pembantu Pak De ini sudah tak dapat menahan hati untuk meringkus FPI, mereka tidak bisa bergerak sejengkal pun bila Pak De tidak mengangguk.
Kado Optimisme
Pak Jokowi menunggu momentum yang tepat untuk memberi kado demokratis yang lama dirindukan hampir seluruh warga Indonesia di dalam kegusaran dan kemuakan. Langkah Pak De santai, lembut, pelan, tetapi pasti.
Pak De sudah tau cara bermain anak-anak siluman di republik ini. Kado Pak De ini tentu saja mengejutkan, tetapi justru melegakan karena nadi-nadi demokrasi yang selama ini tersumbat kembali dibuka. Organ tubuh bangsa kembali direnggangkan.
Pak De pasti muak dan marah dengan gelagat FPI yang selama ini bertindak seolah di atas Pemerintahan yang sah. Apalagi Pak De pernah secara spontan meluapkan kemarahannya di layar publik lantaran usahanya untuk menaikkan kesejahteraan bangsa dengan menggenjot investasi melalui keamanan dikacaukan FPI.
Pak De insaf kalau investasi di sebuah negara akan mengalir bila negara aman. Namun, ia menahan diri untuk mendapatkan momentum-momentum politik di atas.
Maka, meringkus FPI adalah cara Pak De berbagi kado kebahagiaan bersama semua anak bangsa karena Pak De dengan itu menyantuni mereka dengan optimisme untuk mengangkat kembali ekonomi RI 2021 yang sempat mengalami distraksi dan resesi pada 2020.
Selamat Natal 2020 dan Tahun baru 2021