Mohon tunggu...
Aiko Tiara Salsabila Putri
Aiko Tiara Salsabila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Saya menyukai bahasa dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengkaji Kurikulum Pendidikan di Indonesia saat Ini

16 April 2024   16:30 Diperbarui: 16 April 2024   16:30 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan adalah landasan penting bagi kemajuan suatu bangsa. Akan tetapi, relevansi kurikulum pendidikan dengan kebutuhan zaman dan masyarakat menjadi pertanyaan yang mendesak di Indonesia saat ini.

Meskipun telah dilakukan berbagai reformasi kurikulum, masih terdapat kekurangan dan ketidakrelevanan yang perlu segera diatasi. Salah satu masalah utama adalah kurikulum yang terlalu padat dan terfokus pada pengetahuan akademis semata. Seringkali materi yang diajarkan di sekolah kurang berhubungan dengan kebutuhan dunia nyata atau keahlian praktis yang dibutuhkan oleh siswa setelah lulus. Hal ini menyebabkan siswa sulit untuk mengaitkan apa yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan mereka di luar kelas.

Selain itu, kurikulum yang cenderung kaku dan tidak responsif terhadap perkembangan zaman juga menjadi tantangan. Di era ini, di mana teknologi dan informasi berkembang pesat, kurikulum pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Akan tetapi, seringkali perubahan tersebut sulit dilakukan karena proses birokrasi yang kompleks dan lambat.

Ketidakrelevan kurikulum juga tercermin dalam kurangnya pemberian penekanan pada keterampilan abad ke-21 seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Padahal, keterampilan-keterampilan ini sangat penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompleks dan berubah-ubah.

Kurikulum yang tidak relevan juga dapat menyebabkan tingkat motivasi belajar yang rendah di kalangan siswa. Ketika siswa merasa bahwa apa yang mereka pelajari tidak berguna atau tidak relevan dengan kehidupan mereka, mereka cenderung kehilangan minat dan motivasi untuk belajar. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan prestasi akademik dan peningkatan angka putus sekolah.

Selain itu, perbedaan kurikulum antara sekolah-sekolah di berbagai daerah juga menjadi masalah. Kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah perkotaan seringkali lebih maju dan relevan dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Hal ini menyebabkan kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin memperbesar divisi sosial dan ekonomi di masyarakat.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan reformasi kurikulum yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan. Kurikulum harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan dunia nyata dan keterampilan yang dibutuhkan di era digital ini. Selain itu, proses perubahan kurikulum juga harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pakar pendidikan. Pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang lebih besar dalam implementasi kurikulum yang relevan dan responsif. Ini termasuk dalam hal pelatihan guru, penyediaan sumber daya, dan pembaruan infrastruktur pendidikan. Hanya dengan langkah-langkah konkret seperti ini, kita dapat memastikan bahwa pendidikan di Indonesia benar-benar mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun