CIKARANG, KOMPAS.com - Stunting masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2023), kondisi ini terjadi akibat kekurangan gizi berkepanjangan yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan mulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Selain berdampak pada tinggi badan, stunting juga memengaruhi kemampuan kognitif, produktivitas di masa depan, dan meningkat1kan risiko penyakit kronis.
Cikarang Selatan, sebagai kawasan industri dan urbanisasi di Kabupaten Bekasi, memiliki tantangan tersendiri dalam penanganan stunting akibat tingginya mobilitas penduduk. Meski sejumlah inisiatif telah dilakukan, seperti pelatihan 100 kader posyandu dan kampanye pangan B2SA (Lippo Cikarang, 2024), implementasinya belum merata di seluruh wilayah. Salah satu posyandu yang masih membutuhkan penguatan adalah Posyandu Kenanga XXII di Perumahan Imanan Residence, yang aktif menjalankan layanan kesehatan ibu dan anak.
Kader Posyandu Kenanga XXII Cikarang masih menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya penurunan stunting. Minimnya pemahaman dari sisi sumber daya manusia tentang kesehatan ibu dan anak (KIA), gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, serta kurangnya edukasi berbasis pangan lokal berdampak pada terbatasnya penyuluhan kepada masyarakat. Selain itu, keterbatasan pemahaman alat ukur antropometri karena beberapa alat belum digital turut menghambat akurasi pemantauan pertumbuhan anak. Selain dari sisi sumber daya manusia, juga mengalami kendala dalam hal manajemen dan pemanfaatan teknologi informasi, yang sebenarnya dapat mendukung layanan posyandu secara lebih efisien dan akurat. Contohnya, kurangnya keterampilan digital kader dan belum tersedianya sistem aplikasi terpadu.
Menjawab tantangan stunting di Cikarang Selatan, dosen dan mahasiswa Program Studi D3 Farmasi Politeknik META Industri Cikarang menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada peningkatan kapasitas kader posyandu dan edukasi kesehatan. Program ini mencakup penyuluhan KIA, pemenuhan gizi pada 1000 HPK, pemanfaatan aplikasi e-StuntCare, serta penyediaan alat ukur antropometri sesuai standar WHO. Upaya ini diharapkan mendorong pemantauan tumbuh kembang anak yang lebih mandiri dan akurat, sekaligus mendukung target penurunan stunting nasional dan daerah pada 2025. Kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun generasi sehat dan berkualitas. Dokumentasi kegiatan selamat PkM ditampilkan pada bagian berikut:
Kegiatan pengabdian masyarakat ini terlaksana berkat dukungan pendanaan yang bersumber dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jendral Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang diberikan kepada Politeknik META Industri Cikarang dan mitra Posyandu Kenanga XXII Cikarang Selatan yang terlaksana selama tahun anggaran 2025. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan program ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI