Beberapa waktu lalu saya membaca kabar yang bikin geleng kepala. Udang dari Indonesia ditolak masuk ke Amerika karena terkontaminasi zat radioaktif.
Awalnya saya kira ini kasus sekali lewat. Semacam kesalahan teknis yang cepat beres.
Tapi makin lama, terasa jelas ini bukan cuma soal udang. Ini menyentuh hal yang jauh lebih besar. Kredibilitas kita sebagai bangsa di mata dunia.
Jujur, saya bertanya-tanya. Bagaimana mungkin sesuatu yang masuk ke rantai makanan bisa terpapar. Produk itu bahkan kita ekspor ke negara lain. Zatnya adalah cesium-137 yang berbahaya.
Ini insiden tunggal, atau ada masalah yang lebih sistemik dan luput dari pengawasan?
Dua Komoditas, Satu Masalah Sistemik
Ternyata bukan hanya udang. Tak lama setelah isu ini merebak, cengkeh dari wilayah lain juga ditemukan mengandung cesium-137. Malah kadarnya lebih tinggi.
Kita bicara dua komoditas berbeda, dari dua provinsi berbeda, tetapi berbagi masalah yang sama. Paparan radioaktif.
Kalau kejadian ini hanya di satu pabrik, mungkin bisa disebut kecelakaan. Sayangnya, tanda-tandanya lebih dari itu.
Ini alarm keras bahwa ada celah besar dalam sistem pengawasan kita. Asal kontaminasi tidak jelas. Skala sebarannya pun belum kita tahu.
Apa lagi yang sudah terpapar tapi belum terdeteksi? Dalam konteks keamanan pangan global, ketidaktahuan justru paling berbahaya.
Mungkin ada yang berpikir, “Sudahlah, nanti juga sanksinya dicabut.” Masalahnya tidak sesederhana itu. Kerugian ekonomi bisa dikejar kembali. Reputasi berbeda cerita.