Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Dapat MBG di Sekolah, Tapi Tetap Saya Bekali Uang Jajan, Kenapa?

16 Oktober 2025   14:38 Diperbarui: 16 Oktober 2025   14:38 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang jajan anak sekolah. (Kompasianer Satria Widiatiaga via Kompas.com)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terdengar seperti kabar baik. Apalagi bagi anak-anak sekolah dasar. Siapa sih yang nggak senang dengar anaknya bisa makan siang gratis di sekolah?

Tapi sejujurnya, saya tak bisa serta-merta lega. Khususnya ketika program ini diterapkan di kota-kota besar seperti Makassar dan Gowa.

Buat saya, MBG adalah langkah bagus. Tapi akan lebih efektif jika difokuskan dulu ke daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terpencil.

Di kota, anak-anak relatif lebih punya akses makanan. Masalah utama bukan ketiadaan, tapi kualitas dan pembiasaan makan sehat.

Meski bermanfaat, tetap saya rasa penerapannya di perkotaan masih butuh penyesuaian.

Sebagai orangtua saya cukup was-was. Ada kasus keracunan massal akibat MBG di Jawa Barat. Itu membuat saya berpikir dua kali.

Bagaimana kalau makanan yang disediakan sekolah hari itu basi? Atau mungkin, tidak cocok di lidah anak saya?

Saya tahu, niat program ini baik. Tapi yang namanya makanan massal, kemungkinan untuk ada yang luput dari kontrol kualitas itu selalu ada.

Apalagi kalau distribusinya luas. Sementara pengawasan di setiap titik tidak merata. Makanya meski anak saya dapat jatah MBG di sekolah, saya tetap membekali uang jajan tiap hari.

Kenapa Uang Jajan Tetap Penting?

Saya tidak ingin anak saya kelaparan, hanya karena dia nggak suka menu MBG hari itu. Atau lebih buruk, dia mencium bau yang tidak biasa dari makanan gratis itu dan jadi takut menyentuhnya.

Dengan uang jajan, dia punya opsi. Bisa makan tambahan di kantin sekolah, yang menyajikan menu rumahan juga. Nasi, sayur, dan daging.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun