Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Tren Foto AI Mengancam Privasi dan Keamanan Digital Kita

13 Oktober 2025   13:00 Diperbarui: 10 Oktober 2025   18:16 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto main PS bareng artis via ChatGPT.(KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah)

Teknologi AI makin meresap ke mana-mana. Ia masuk ke detail kecil hidup sehari-hari. Sekarang hampir semua orang bisa membuat gambar hanya dengan mengetik perintah singkat.

Di media sosial, satu tren sedang ramai. Foto bareng idola yang terlihat seolah-olah nyata, sering dibingkai seperti kenangan polaroid.

Banyak yang membuatnya dengan penyanyi K-Pop atau pesepakbola sebagai pasangan berfoto. Fenomena ini sempat diberitakan juga oleh media arus utama (CNBC Indonesia, 2023).

Bagi banyak orang, ini murni hiburan. Cara sederhana untuk mengekspresikan rasa kagum pada sosok idola di era digital.

Dari kacamata pengguna, tren ini terasa aman dan kreatif. Mirip ekspresi penggemar lain seperti fan art atau fan fiction.

Tidak ada niat buruk, tujuannya bersenang-senang, mengekspresikan diri, dan merasa lebih dekat dengan idola. Inilah evolusi budaya penggemar di zaman digital.

Dulu orang menempel poster di dinding kamar. Sekarang mereka membuat kenangan digital yang terasa lebih personal dan jauh lebih interaktif.

Tetapi di balik keriangan itu ada kegelisahan yang tidak bisa kita abaikan. Wajah seseorang adalah data biometrik, sangat sensitif dan unik.

Pakar keamanan siber sudah mengingatkan bahwa foto pribadi rentan disalahgunakan oleh AI, dan risikonya bukan kecil (Forbes, 2022). Foto bisa diubah menjadi konten lain yang tidak pantas.

Teknologi yang sama dapat dipakai untuk hoaks atau fitnah. Reputasi seseorang bisa runtuh hanya karena satu gambar palsu yang terlihat meyakinkan dan sulit dibedakan dari foto asli.

Kekhawatiran ini nyata. Namun kita perlu jernih membedah persoalan, karena perbincangan publik sering mencampuradukkan dua skala masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun