Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membaca Ulang Reshuffle Kabinet, Bukan Sekedar Politik vs Kinerja

13 Oktober 2025   11:00 Diperbarui: 9 Oktober 2025   19:28 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelantikan menteri. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta via Kompas.com)

Menpora yang juga Ketua PSSI, misalnya, bisa dianggap sebagai bentuk sinergi. Meski begitu, praktik ini menuai banyak kritik. Lembaga pengawas independen sudah berulang kali mengingatkan.

Ombudsman RI (2023) menandai potensi masalah, ICW (2022) menyuarakan hal serupa. Ada risiko konflik kepentingan yang besar. Fokus kerja pejabat juga bisa terpecah.

Kritik ini masuk akal. Seorang menteri idealnya fokus mengurus negara, bukan membagi perhatian dengan urusan korporasi.

Melihat ke cermin yang lebih besar, mengapa politisi tetap sibuk urus partai? Mungkin ini cerminan sistem politik dan perilaku pemilih kita.

Sejumlah riset menunjukkan pola yang konsisten: identitas partai dan figur sangat dominan, lebih kuat dibanding kinerja maupun program kerja (The Conversation, 2024).

Jika pemilih bergerak seperti itu, politisi akan merespons dengan cara yang sama. Mereka memprioritaskan pengamanan basis politik. Itu yang membuat mereka terpilih.

Menilai reshuffle tidak bisa hitam-putih. Bagi-bagi kursi itu nyata, konsolidasi politik memang terjadi. Itu bagian dari realitas.

Namun itu tidak otomatis mengorbankan kinerja. Konsolidasi bisa jadi fondasi kerja, atau malah berubah menjadi tujuan akhir untuk sekadar bertahan berkuasa.

Ujian sesungguhnya ada di hasil kebijakan yang nanti kita rasakan. Apakah hidup rakyat membaik? Di sana ukuran kinerja yang sebenarnya. Bukan semata siapa dapat kursi apa.

***

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun