Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Enkripsi Kuat Belum Cukup, Celah Keamanan Ada di Ponsel Anda

12 Oktober 2025   01:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   15:40 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi end-to-end encryption (E2EE) di Whatsapp(Android Authority via Kompas.com)

Privasi jadi janji besar di komunikasi digital. Biasanya ditopang enkripsi ujung ke ujung (E2EE).

Idenya bahwa hanya penerima yang bisa membaca pesan. Pihak ketiga tak bisa mengintip.

Itu yang bikin miliaran orang merasa aman berbicara soal hal pribadi atau strategi kerja.

Masalahnya, rasa aman yang serba mutlak itu ilusi. Enkripsi memang benteng paling penting. Tapi tetap cuma satu lapisan dari rangkaian panjang keamanan.

Keamanan bukan hanya soal data saat dikirim. Kita juga harus melihat tempat data mendarat, yaitu perangkat pengguna. Begitu pesan muncul di layar, tugas enkripsi selesai.

Di sinilah kerentanan end-point sering terjadi. Ancaman justru datang dari celah di ponsel.

Saat perangkat terinfeksi malware atau spyware, enkripsi tidak lagi membantu.

Bayangkan pintu rumah dengan gembok baja. Percuma kalau jendelanya terbuka. Pesan sudah tiba, lalu dicomot begitu saja.

Kasus-kasus terbaru banyak menguatkan hal ini. Sejak awal 2025, The Hacker News menulis soal zero-click exploit yang menyasar pengguna WhatsApp, termasuk jurnalis dan aktivis.

Zero-click artinya korban tak perlu melakukan apa pun. Cukup menerima satu pesan, ponsel langsung disusupi.

Spyware kelas berat seperti Graphite dari Paragon Solutions bisa terpasang. Peretasan terjadi di level sistem operasi perangkat, bukan di protokol enkripsinya (The Hacker News, 2025).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun