Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bob Van Heekeren: Mengurai Sejarah Nusantara Lewat Tanah Tawanan

10 Oktober 2025   09:00 Diperbarui: 5 Oktober 2025   13:09 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendrik Van Heekeren (via Wikimedia.org)

Satu bab hidupnya terasa dramatis. Bob menjadi tawanan perang Jepang setelah invasi ke Jawa pada 1942.

Ia ditangkap dan dipaksa bekerja di Rel Kereta Api Kematian di antara Siam dan Burma, dengan kondisi kerja yang brutal dan mematikan. Ribuan nyawa melayang. Film The Bridge on the River Kwai mencoba menggambarkan suasana kamp itu (SAPIENS, 2021).

Di tengah penahanan, tekadnya tidak surut. Ia memanfaatkan sela waktu untuk tetap meneliti. Bob menganalisis lapisan tanah dari galian rel kereta api, mencatat setiap hari sebisa mungkin, bahkan mengumpulkan koleksi kecil artefak.

Catatan itu lalu jadi "Prehistoric Discoveries in Siam, 1943-44", terbit di Cambridge (van Heekeren, 1948). Ia menuliskan pengalamannya, termasuk momen ketika ia hanya diizinkan berenang sebentar, dan di situ ia buru-buru melakukan penyelidikan.

Kegiatannya sempat dipergoki. Koleksi dan catatannya disita, dan ia menerima hukuman.

Namun ambisinya tidak padam. Bob dipindahkan ke kamp tawanan lain yang kondisinya lebih buruk.

Anehnya, koleksi itu kemudian kembali kepadanya berkat seorang teman yang menyerahkannya setiba di kamp. Setelah itu ia memilih jalur yang lebih aman secara institusional.

Koleksinya diamankan dari risiko penyitaan dan dititipkan di Amerika Serikat, tepatnya di Peabody Museum Harvard University (SAPIENS, 2021).

Sesudah perang, tekadnya muncul lagi. Ia kembali ke situs di Thailand untuk penelitian ulang.

Hasil ekskavasi diterbitkan sebagai buku pada 1967. Ia ikut merevitalisasi situs-situs penting dan disebut menyelamatkan pemakaman mesolitikum pertama yang berumur sekitar sepuluh ribu tahun.

Penelitiannya tentang dominasi moluska sebagai bahan pangan masa lalu menjadi rujukan penting di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun