Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasai, Saksi Bisu Konflik Perdana Aceh Lawan Portugis

28 September 2025   13:00 Diperbarui: 25 September 2025   13:22 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka.(Kemdikbud via Kompas.com)

Perjanjian dagang kerap mereka sodorkan sebagai langkah awal untuk menanam pengaruh politik dan militer. Dampaknya menyentuh langsung kedaulatan para kesultanan lokal.

Konflik besar pun meletus. Pertempuran terjadi di banyak titik sebagai bukti benturan kepentingan antara Portugis dan kekuatan setempat.

Perlawanan paling gigih datang dari Aceh. Kesultanan Aceh Darussalam, di bawah Sultan Ali Mughayat Syah, bangkit menjadi kekuatan regional yang menantang hegemoni Portugis. Catatan mengenai hal ini muncul dalam Repository UIN Ar-Raniry (2018).

Puncaknya berlangsung sekitar 1523 hingga 1524. Pasukan Aceh berhasil merebut Pasai dan mengusir garnisun Portugis (Kompas.com, 2021). Ini bukan semata kemenangan militer. Ini pernyataan tegas bahwa penguasa lokal tidak tinggal diam. Peristiwa tersebut menandai awal persaingan panjang antara Aceh dan Portugis di kawasan Malaka.

Perlu diingat, narasi sejarah kerap ditulis oleh pemenang. Sumber-sumber Eropa dari masa itu memuat bias.

Mereka kerap melabeli masyarakat non-Eropa sebagai "pemalas" atau "lemah hati". Itu bukan deskripsi objektif, melainkan alat propaganda.

Citra inferior diciptakan untuk membenarkan kehadiran mereka, seolah datang untuk "memperbaiki" keadaan. Kenyataannya, tujuan utamanya adalah penguasaan dan eksploitasi sumber daya.

Kisah kedatangan Portugis ke Sumatra adalah cerita tentang benturan dua dunia. Di satu sisi ada jaringan dagang Nusantara yang kosmopolitan dan sudah mapan. Di sisi lain muncul Eropa dengan ambisi kolonial yang agresif, masih baru, tetapi semakin menguat.

Ini bukan roman petualangan di lautan. Ini awal dari perjuangan panjang untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air dan menjaga kedaulatan bangsa.

***

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun