Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Biaya Perawatan dan Ekosistem di Balik Larangan Injak Rumput

24 September 2025   01:00 Diperbarui: 20 September 2025   14:11 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumput liar. (SHUTTERSTOCK / damiangretka via Kompas.com)

Dengan desain yang tepat, dua kebutuhan bisa bertemu. Warga tetap punya ruang untuk bergerak dan bersantai. Taman pun tetap sehat menjalankan fungsi ekologisnya.

Menyalahkan papan larangan sebagai biang keladi terasa terlalu sederhana. Persoalannya lebih kompleks: dana, jumlah pengunjung, fungsi ekologi, juga kualitas desain.

Solusinya harus melihat seluruh potongan itu sekaligus. Bukan hanya mencabut papan lalu berharap semuanya baik-baik saja.

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun